REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar pelatihan media sosial (medsos) kepada pelajar SMA Jawa Barat, Senin (24/7). Pelatihan ini digelar bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Asisten Deputi Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Iptek Kemenko PMK, Asril, mengatakan ancaman buruk medsos saat ini terbilang mengkhawatirkan. Sebab, fungsi medsos saat ini banyak dimanfaatkan menyebarkan informasi negatif karena tidka dimanfaatkan dengan baik.
Sekarang, kata dia, semua yang ada di medsos dianggap paling benar. Tidak jarang , medsos menjadi acuan. "Siapapun bisa memberikan sampah di medsos. Ini yang kalau kemudian terus terjadi yang mengkhawatirkan, kita dikuasai teknologi informasi," kata Asril di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung, Senin (24/7).
Asril menilai saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari telepon seluler. Kemudahan mengakses teknologi membuat informasi mengalir dengan bebas di antara masyarakat. Hal ini semakin mengkhawatirkan karena tersebar tanpa sensor.
Ancamannya, ujar dia, pornografi dan radikalisme yang merusak. Menurut dia, ini sangat membahayakan terutama bagi generasi muda yang tengah dalam masa pencarian jati diri dan perhatian. Medsos dinilainya juga dapat mengancam nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa. Perkembangan zaman dapat menggerus pemahaman generasi muda akan landasan negaranya.
Asril menyebut integritas negara saat ini mulai terganggu. Banyak persoalan radikalisme yang mengarah disintegrasi. "Pancasila adalah alat mempertahankan bangsa. Sekarang tumbuh radikalisme yang bertentangan Pancasila yang tidak mencerminkan bangsa kita," ujarnya.
Oleh karena itu, pelatihan yang digelar menjadi bagian dari kampanye Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRN) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Asril menilai nilai-nilai luhur kebangsaan pada masyarakat harus terus disosialisasikan.
Lewat kegiatan ini diharapkan para pelajar bisa memanfaatkan medsos untuk hal-hal positif. Seyogyanya, medsos harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan membangun produktivitas generasi muda.
"Pelajar kami dorong menggunakan medsos tidak hanya secara cerdas tapi juga produktif, kreatif dan pintar. Kita tidak ingin dipermainkan diperdaya dan diperalat medsos baik secara konten dan teknologi," kata dia.
Nantinya, para peserta akan jadi stimulan ke sekolahnya untuk menularkan penggunaan media sosial secara positif di sekolah masing-masing. Salah seorang peserta dari SMAN 12 Bandung, Fadia Afkari (17 tahun), menilai pelatihan medsos sangat dibutuhkan. Sebagai generasi muda, dia membutuhkan ilmu agar dapat memilah informasi dan menggunakan medsos dengan baik.
Menurut Fadia, medsos saat ini berkembang tidak terkendali. Banyak informasi bohong yang tersebar bebas dan sering menyesatkan."Sekarang banyak hoax yang beredar lewat medsos, banak info yang nggak jelas. Lewat pelatihan ini harapannya kita bisa tahu info yang jelas bagaimana yang nggak jelas bagaimana. Kita bisa lebih baik juga pakai medsos," ujarnya. Dia berharap ilmu-ilmu yang diberikan dalam pelatihan dapat menjadi fondasi dalam bersosial di dunia maya.