REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pedagang ikan asin di sejumlah Pasar Tradisional di Cianjur, Jawa Barat, kesulitan mendapat pasokan, sehingga berimbas terhadap harga terkait kelangkaan garam.
"Saat ini wilayah penghasil garam mengalami kelangkaan bahan baku, sehingga berimbas pada ketersediaan dan harga ikan asin di pasaran. Kami khawatir stok ikan asin berkurang jika stok terus menipis dan harga akan melambung," kata Ujang Nurdin (39) pedagang ikan asin di Pasar Muka, di Cianjur, Senin (24/7).
Dia menjelaskan, pedagang mulai kesulitan mencari stok ikan asin berbagai jenis, mulai dari teri, sepat, pindang dan lainnya."Sekarang sudah susah, dari distributor sama dari produsen stoknya sudah terbatas karena bahan baku terutama garam yang mahal," katanya.
Saat ini, tambahg dia, stok yang dia miliki hanya yang dipajang di lapaknya, meskipun sebelumnya dia bisa menyetok satu sampai dua dus untuk setiap jenis ikan asin. "Kami belanja sudah mulai dibatasi, sehingga tikdak punya stok di gudang. Biasanya ikan asin yang kami pajang di lapak penuh, tapi sekarang hanya bagian depan saja," katanya.
Terbatasnya stok membuat harga ikan asin melonjak, rata-rata harga ikan asin naik Rp 5000 sampai Rp 10000 per kilogram. Pihaknya memperkirakan harga akan terus meroket seiring langkanya garam di pasaran. "Bukan hanya harga yang naik, kemungkinan stok juga tidak ada. Kalau terus seperti ini, ada kemungkinan kami beralih barang jualan," katanya