REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan 'movement' nasional beras sebanyak 3.000 ton ke Provinsi Bali untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah pariwisata itu. "Berasnya sudah kami kirim kemarin melalui Subdivre Sumbawa dengan tujuan Bulog Bali," kata Kepala Divisi Regional Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) Achmad Ma'mun di Mataram, Selasa (25/7).
Ia menjelaskan 'movement' nasional tersebut, dilakukan untuk pemerataan persediaan beras secara nasional dengan menggeser stok beras di sentra produksi yang dinilai sudah berlebih. Pengiriman beras hasil produksi petani di Kabupaten Sumbawa tersebut disaksikan oleh jajaran pemerintah daerah setempat.
"Kami mengundang pemerintah daerah sebagai upaya koordinasi agar diketahui bahwa beras NTB, khususnya Sumbawa, juga dibutuhkan oleh saudara-saudara kita di provinsi lain," ujarnya.
Menurut Ma'mun, pengiriman beras ke Bali merupakan salah satu prestasi Perum Bulog Divre NTB pada 2017. Pengiriman beras ke provinsi lain bisa dilakukan karena kebutuhan untuk NTB sudah tercukupi sampai dengan sembilan bulan ke depan. "Stok beras yang ada di seluruh gudang Bulog Divre NTB saat ini sebanyak 61 ribu ton, cukup untuk ketahanan sampai dengan Maret 2018," ucapnya.
Selain pengiriman ke provinsi lain, Bulog Divre NTB juga melakukan perpindahan beras di wilayah regional NTB, yaitu dari Subdivre Sumbawa menuju Subdivre Lombok Timur sebanyak 3.000 ton. Hal itu dilakukan untuk pemerataan persediaan dalam satu provinsi dan untuk mendukung kebutuhan penyaluran beras untuk keluarga sejahtera (rastra) di 10 kabupaten/kota. "Penyaluran rastra di Kabupaten Lombok Timur, paling besar di NTB, yaitu 2.100 ton per bulan," ujarnya.
Terkait realisasi penyerapan beras, ia mengatakan sudah mencapai 43.354 ton hingga Juli 2017 atau sebesar 40 persen dari target pada 2017 sebanyak 184 ribu ton. Capaian penyerapan beras produksi petani tersebut menempatkan Divre NTB pada rangking lima secara nasional dari 33 Divre Bulog yang ada di Indonesia.
Pihaknya terus melakukan proses pengadaan gabah dan beras yang diproduksi petani di 10 kabupaten/kota di NTB, meskipun pada musim gadu. "Kami masih punya waktu enam bulan lagi dan kami optimis target akan tercapai," katanya.