REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) mendapatkan apresiasi dari sejumlah kalangan. Pasalnya, pada 1 Agustus 2017 mendatang, majelis tersebut dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggelar acara Dzikir Kebangsaan di Halaman Istana Negara.
"Acara Dzikir Kebangsaan itu bagus, apalagi kalau yang diundang semua elemen bangsa," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, KH. Atam Rusytam dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (25/7)
Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya itu berharap bahwa dengan acara dzikir maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang aman dan tenteram. Acara dzikir yang digelar di Istana Negara nanti semoga dapat membawa bangsa ini menjadi menjadi bangsa yang aman dan tenteram, ucap Kiai Rusytam.
Selain Kiai Rusytam, apresiasi juga dilayangkan oleh intelektual muda NU, A. Musthofa Asrori. Dia menyambut baik acara Dzikir Kebangsaan di halaman Istana Negara. Menurutnya, acara Dzikir Kebangsaan merupakan bentuk muhasabah kebangsaan yang di dalamnya bisa berisi mengenang jasa pahlawan sekaligus merenungkan apa saja yang sudah diperbuat bangsa ini selama 72 tahun merdeka.
Dzikir Kebangsaan acara yang menarik. Penyelenggarannya patut diapresiasi. Acara itu merupakan bentuk muhasabah kebangsaan yang di dalamnya bisa berisi mengenang jasa pahlawan sekaligus merenungkan apa saja yang sudah diperbuat bangsa ini, kata aktivis Jaringan Gusdurian Indonesia (JGI) tersebut.
Seperti diketahui, Dzikir Kebangsaan itu sendiri sejatinya merupakan rangkaian acara yang diinisiasi pemerintah dan MDHW dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Sekretaris Jenderal Presidium Nasional MDHW, Hery Haryanto Azumi mengatakan, selain sebagai wujud syukur kepada Allah SWT, acara Dzikir Kebangsaan juga menjadi wadah berkumpulnya seluruh elemen bangsa.
Selain sebagai wujud syukur, acara Dzikir Kebangsaan juga sebagai wadah berkumpulnya semua elemen masyarakat. "Kita ingin bersama-sama kembali meneguhkan untuk selalu merawat keberagaman bangsa," jelas mantan Ketua Umum PB PMII tersebut di sekretariat MDHW yang berada di Tebet, Jakarta Selatan.
Sebagai informasi, dalam Dzikir Kebangsaan di Istana Negara tersebut nantinya akan diikuti sekitar 2.000 tamu undangan. Di antaranya alim ulama, habaib, santri, cendekiawan, budayawan, pegiat seni, tokoh agama, tokoh organisasi masyarakat dan pejabat negara.
Dzikir Kebangsaan itu akan diisi dengan pidato kebangsaan yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Tidak hanya itu, Rais Aam PBNU yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Maruf Amin juga akan memberikan arahan, serta tausyiah dan doa kebangsaan.