REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammad Sulton Fatoni mengutuk otoritas Israel yang menciptakan problem kemanusiaan di Masjid Al-Aqsha, Palestina. Menurut dia, yang terjadi di Palestina bukan lagi problem politik tapi lebih kepada problem kemanusiaan.
"Atas nama PBNU yang memang konsen terhadap perlindungan jiwa manusia, terhadap kelangsungan hidup manusia dan juga komitmen terhadap upaya-upaya kemakmuran umat manusia, tentu Nahdlatul Ulama mengutuk aksi kekerasan, aksi radikalise yang dilakukan oleh Israel," ujar Sulton saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/7).
Karena itu, menurut dia, kebutuhan mendasar warga Palestina saat ini sebenanrnya adalah dukungan dari negara Liga Arab yang beranggotakan 22 negara, sehingga dapat mendukung keberlangsungan hidup warga Paleatina dalam berbangsa dan bernegara.
"Itu problem kebutuhan mendasar masyarakat Palestina saat ini. Bagaimana komitmen negara Liga Arab sekitarnya itu," ucapnya.
Namun, menurut Sulton, sampai saat ini negara Liga Arab belum bisa memberikan keberpihakan secara tegas kepada warga Palestina. Padahal, kata dia, warga Palestina juga butuh sikap tegas dari Amerika Serikat untuk menyelesaikan problem kemanusiaan di Palestina.
"Ini bukan lagi persoalan politik tapi persoalan kemanusiaan, hak-hak untuk melangsungkan kehidupannya secara layak," kata Sulton.
Sementara, ia menambahkan, rakyat Indonesia telah lama memberikan dukungan terhadap warga Palestina dari aspek kemanusiaan. Namun, dukungan Indonesia tidak berarti jika negara liga Arab sendiri tidak tegas.
"Lagi-lagi ini tidak mampu lagi menyelesaikan persoalan Palestina kalau negara-negara arab belum menujukkan komitmen ketegasananya dan menunjukkan keberpihakannya terhadap Palestina," jelas dia