Selasa 25 Jul 2017 18:37 WIB

Tak Ada Bahan Baku, IKM Setop Produksi Garam

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja memanen garam di tambak dengan sistem Tekhnologi Ulir Filter (TUF) dan pemasangan Geomembran (LDPE) di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (31/10).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Pekerja memanen garam di tambak dengan sistem Tekhnologi Ulir Filter (TUF) dan pemasangan Geomembran (LDPE) di Desa Kaliwlingi, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan, Barang dari Kayu dan Furniture, Kementerian Perindustrian, Sudarto menyebut bahwa hampir semua IKM yang memproduksi garam konsumsi beryodium sudah berhenti berproduksi. Ini terjadi karena mereka tidak mendapatkan bahan baku dari sentra garam rakyat.

Sudarto sendiri mengaku baru saja mengunjungi sentra IKM garam di Pati dan Rembang, Jawa Tengah. Di provinsi tersebut, rata-rata industri rumahan telah berhenti memproduksi garam sejak akhir Mei lalu. "Sudah tidak ada pasokan bahan baku dari garam rakyat karena memang tidak ada panen," ujarnya, ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/7).

Menurut Sudarto, hanya sebagian kecil dari IKM yang masih berproduksi, di antaranya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Namun begitu, produksi mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi garam di daerahnya sendiri.

Memang, sambung dia, sejak awal tahun produksi garam IKM tak maksimal. Sampai April lalu, IKM hanya mampu menghasilkan sekitar 30 persen garam konsumsi beryodium dari total kapasitas produksi. Menurut Sudarto, hal tersebut terjadi karena banyak ladang garam gagal panen akibat kondisi cuaca yang sering hujan. "Sampai hari ini relatif belum ada panen lagi," kata dia.

Agar IKM dapat kembali berproduksi, Sudarto mengatakan pemerintah harus segera menyediakan bahan baku untuk garam konsumsi beryodium. Namun begitu, ia menyebut sampai saat ini pemerintah belum mengeluarkan rekomendasi impor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement