Kamis 17 Sep 2015 16:14 WIB

ATPM Kurangi Pesanan Knalpot ke Purbalingga

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
Knalpot
Knalpot

REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Pelemahan ekonomi mulai berpengauh terhadap industri kecil. Salah satunya, terhadap kalangan pengusaha knalpot di Purbalingga. Salah seorang perajin knalpot Purbalingga, Muhajirin, menyebutkan pengaruh terhadap usahanya terjadi sejak menjelang Hari Raya Idul Fitri lalu.

''Saat itu, pesanan dari berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) otomotif yang sudah menjalin kerja sama pengadaan knalpot dengan kami, menurunkan kuota pesanannya. Bahkan ada yang menghentikan sama sekali,'' jelas Muhajirin, yang memproduksi knalpot dengan merek Jet Hot Auto Muffler, Kamis (17/9).

Pihak ATPM, menyebutkan, kondisi pelemahan ekonomi yang berlangsung saat ini menyebabkan pembelian mobil baru oleh masyarakat telah mengalami penurunan sangat besar. ''Hal ini yang menyebabkan pesanan knalpot terhadap hasil produk kami juga mengalami penurunan,'' jelasnya.

Muhajirin menyebutkan, akibat penurunan jumlah pesanan dari ATPM tersebut, pihaknya terpaksa mengurangi jumlah pekerjanya. Seperti di unit usahanya, jumlah pekerja yang diberhentikan di bidang pekerjaan produksi knalpot ATPM ini mencapai 15 orang. ''Dari semula ada 25 orang pekerja, saat ini hanya tinggal 10 orang,'' jelasnya.

Mereka dirumahkan sementara, sampai kondisi ekonomi kembali pulih dan jumlah pesanan dari ATPM kembali meningkat. ''Mereka yang kami rumahkan, sebenarnya tenaga yang cukup terampil karena mereka membuatkan produk knalpot bagi ATPM yang harus lebih terjamin kualitasnya,'' jelasnya.

Meski demikian untuk produk knalpot yang dijual eceran melalui toko-toko onderdil maupun knalpot, Muhajirin mengaku, sejauh ini belum terlalu berpengaruh. ''Untuk yang dijual eceran, kondisinya masih stabil.''

Sedangkan mengenai harga bahan baku, dia mengaku memang terjadi kenaikan sejak sebulan lalu. Terutama untuk bahan baku stainless steel, yang menjadi bakan baku utama pembuatan knalpot, yang mengalami kenaikan sebesar 20 persen dari harga sebelum terjadi kenaikan nilai dolar AS terhadap rupiah.

Kenaikan masih bisa diatasi para perajin dengan menaikkan sedikit harga knalpot yang dijual eceran. ''Kalau kenaikan harga bahan baku, saya kira masih bisa diatasi. Yang jadi masalah, pesanan dari ATPM ini yang menurun drastis. Meski pun dari sisi pendapatan sebenarnya tidak terlalu besar, tapi ini menyangkut masalah prestis suatu produk. Dengan adanya pesanan dari ATPM, berarti kualitas produk kami memang sudah diakui,'' katanya.

Untuk itu, dia berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kelesuan ekonomi yang terjadi saat ini. ''Mungkin untuk penjualan eceran, saat ini masih belum terlalu terpengaruh. Tapi kalau dibiarkan berlanjut, tentu pada saatnya juga akan berpengaruh,'' jelasnya.

Saat ini di Kabupaten Purbalingga, terdapat ratusan perajin knalpot. Mereka terpusat di sentra perajin knalpot, di grumbul Pesayangan Kelurahan Purbalingga Lor Kecamatan Purbalingga. Sejumlah ATPM yang sudah mengadakan kerjasama dengan perajin, antara lain ATPM Daihatsu, Hyundai dan Suzuki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement