REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Goodyear Indonesia sebagai produsen ban tertua di Tanah Air yang telah berdiri sejak 1935 mengajak sejumlah pewarta dan komunitas mobil untuk berkunjung guna mengamati proses pembuatan ban.
Kunjungan pabrik kali ini tidak hanya untuk melihat proses pembuatan ban, namun juga untuk mengenalkan serta mencoba produk terbaru Goodyear Assurance Triplemax yang memiliki daya pengereman lebih pendek 2 meter di jalan basah.
"Kami mengundang teman media untuk melihat pabrik kami dan bagaimana proses ban itu dibuat serta memperkenalkan ban terbaru kami Assurance Triplemax," kata Wicaksono Soebroto selaku General Manager Corporate and Marketing Communication Goodyear Indonesia, di Pabrik Goodyear Bogor, belum lama ini.
Pabrik Goodyear Bogor yang berdiri di atas lahan seluas 17 hektare memiliki sejumlah unit produksi ban mulai dari bahan baku berupa karet, pengolahan, pencetakan dengan suhu panas, hingga penyelesaian akhir.
Para wartawan yang telah menggunakan pakaian standar keamanan pabrik diajak mengelilingi pabrik dengan memasuki area ban mentah yang masih berupa lembaran karet. Suasana di dalam pabrik cukup panas dengan aroma karet menyerbak di seluruh ruangan.
Di seberang area lembaran karet terdapat empat unit mesin pembentuk ban yang akan mengolah karet menjadi berbentuk bulat seperti adonan kue donat. Ban yang keluar dari mesin itu masih terasa lengket ketika disentuh karena masih mentah.
Ban-ban tersebut kemudian dibawa ke mesin cetak panas untuk dibentuk sesuai ukuran. Suhu di ruangan ini juga panas bahkan ban-ban yang keluar dari mesin cetak masih mengeluarkan asap dan tidak boleh disentuh pekerja pabrik.
Mesin cetak itu mampu memyelesaikan satu unit ban ukuran sedang dalam waktu tujuh menit sementara 20 menit waktu yang diperlukan untuk mencetak ban ukuran besar seperti untuk bus dan truck.
Dari mesin cetak, ban-ban yang masih cukup panas dibawa menggunakan conveyor belt ke tempat pengecekan fisik manual di mana para pekerja pabrik memotong sisa-sisa karet tipis yang menempel di sisi ban.
Setelah itu ban akan masuk satu per satu ke mesin pengecekan otomatis yang menggunakan laser mengecek lingkar dan memastikan bentuk ban bundar sempura, tidak benjol apalagi oval.
Di sisi mesin pengecekan terdapat tumpukan ban yang dianggap perlu dicek ulang atau dibatalkan karena adanya kekurangan berupa logo merek yang tidak muncul atau terlihat kurang bagus.
"Di sini ditunjukkan ban-ban yang scrap, misalnya ban yang logonya tidak terlihat karena ada kotoran saat ban berada di mesin pencetak," kata Ismali Saleh selaku Plan Auditor Goodyear Indonesia yang menemani wartawan berkeliling.
Ban yang lolos seluruh pengecekan kualitas akan dikumpulkan sesuai dengan ukuran kemudian disusun untuk didistribusikan.
Menurut Wicaksono, PT Goodyear Indonesia mampu memproduksi ban sebanyak 10ribu sampai 12ribu unit perhari atau 3,8juta unit pertahun.
Sebagai bagian dari pertumbuhan industri ban dan industri perdagangan di Indonesia, PT Goodyear Indonesia juga berkomitmen mengembangkan inovasi dan teknologi untuk menghasilkan produk ban terbaru yang dapat memenuhi kebutuhan para konsumen.
"Melalui touring yang merasakan langsung performa Goodyear Assurance TripleMax ditambah dengan kunjungan ke pabrik, kami harap rekan media maupun komunitas mobil bisa mendapatkan pengalaman bermanfaat dalam menggunakan produk terbaru kami juga memperkuat sisi teknologi yang selalu dikedepankan dalam produk ban Goodyear.” demikian disampaikan Wicaksono Soebroto.