REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan tol laut yang dicanangkan pemerintah menjadi peluang bagi industri kelautan. Seperti wisata, perkapalan, perikanan, transportasi dan sarana pendukung lainnya untuk mengembangkan usahanya.
Hal tersebut memicu meningkatnya permintaan atas fasilitas pendukung seperti motor tempel yang terdapat pada perahu nelayan maupun kapal penumpang yang berukuran lebih besar.
"Potensi di Indonesia makin besar karena permintaan untuk nelayan, wisata dan akses kapal cepat makin meningkat," kata Gunardi Prakoso, Deputi General Manager Sales and marketing Suzuki Marine PT Suzuki Indomobil Sales, Jumat (10/8).
Wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan merupakan peluang yang sangat besar bagi bisnis motor perahu tempel atau outboard motor. Karena itu pihaknya berupaya mendekati pasar melalui sejumlah diler dan 50 bengkel mitra di Sumatera, Jawa hingga wilayah timur Indonesia. Meski diakuinya sampai kini belum ada data resmi berapa jumlah kebutuhan pasar akan perahu tempel.
Saat ini, produk-produk Suzuki Marine yang telah beredar di Indonesia telah digunakan dalam kelangsungan beberapa industri, di antaranya perikanan, transportasi air, pariwisata, leisure dan pemerintahan.
Komposisi pengguna produk Suzuki 75 persen adalah nelayan, transportasi air 24 persen dan wisata. Untuk nelayan mesin yang dibutuhkan berkapasitas 15 hingga 40 tak, sedangkan yang terbesar adalah DF 325A.
Sosialisasi kepada pasar terus dilakukan karena teknologi mesin kapal saat ini terus meningkat. Terutama penggunaan teknologi canggih seperti fuel injection dan hemat bahan bakar.