REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC) telah menghasilkan komitmen investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS, meski peraturan mengenai hal tersebut belum diluncurkan.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam jawaban tertulis pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI, di Jakarta, Selasa.
"Selain itu investasi tambahan di tingkat industri komponen diperkirakan mencapai 1,9 miliar dolar AS dengan tambahan tenaga kerja baru antara 15 ribu sampai 17 ribu orang," ujar Hidayat.
Menurut dia, sejumlah produsen mobil dunia yang sudah memiliki pabrik di Indonesia telah berkomitmen ikut pada program LCGC tersebut antara lain Daihatsu, Suzuki, Toyota, Mitsubishi, dan Nissan.
Menteri mengatakan Indonesia harus mengembangkan LCGC karena tren otomotif dunia pada masa depan mengarah ke mobil ramah lingkungan dan hemat energi. Malaysia dan Thailand, lanjut dia, telah mengembangkan mobil sejenis LCGC.
"Apabila Indonesia tidak mengembangkan dan memproduksi mobil jenis tersebut, maka dikhawatirkan pasar dalam negeri akan dimasuki oleh produk sejenis dari Malaysia dan Thailand," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa program LCGC terbuka untuk asing maupun produsen dari dalam negeri, sepanjang memenuhi kriteria antara lain kendaraan yang dibuat berjenis mobil serbaguna (MPV) bersilinder 1.000-1.200cc dengan konsumsi bahan bakar 20-22km/liter.
"Program LCGC ini berlaku untuk semua industri otomotif di dalam negeri," ujarnya menjawab pertanyaan Dewan yang menilai program LCGC tidak memberi kesempatan kepada produsen dalam negeri seperti PT INKA, PT Dirgantara Indonesia, ataupun Kiat Esemka.