Selasa 03 Apr 2012 17:38 WIB

Mobnas Perlu Lakukan Akselerasi Teknologi

Buggy Esemka Bandung
Buggy Esemka Bandung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Produsen mobil nasional (Mobnas) diharapkan tidak sebatas memproduksi kendaraan tetapi juga harus terus melakukan akselerasi teknologi terkini demi terciptanya peningkatan kualitas produk.

"Selain itu, mobnas harus fokus di segmen pasar yang dituju dan memperkuat mata rantai penjualan dan layanan "after sales service" (layanan purna jual), " kata pengamat otomotif, Suhari Sargo di Jakarta, Selasa.

Bila ketiga langkah itu dilakukan dengan konsisten oleh produsen mobil nasional, ujarnya, eksistensi mobil nasional akan bertahan lama. "Minimal mobil nasional tidak 'tergilas' oleh penjualan mobil merek luar. Idealnya mobil nasional adalah mobil yang berasal dari sumber daya, baik manusia, bahan dan teknologinya dari Indonesia," kata Suhari.

Menurut dia, dalam hal teknologi, sangat sulit bagi negara berkembang seperti Indonesia menghadirkan inovasi teknologi mobil terbaru. Karenanya, kata Suhari, perlu dilakukan kerja sama dengan produsen otomotif lain pada tahap awal pengembangan teknologinya seperti yang dilakukan Proton, Malaysia yang menggandeng Mitsubishi ketika didirikan pada 1983.

"Faktanya, pemerintah Indonesia tidak pernah konsisten mempertahankan pengembangan mobnas, buktinya, sejumlah mobnas yang sempat hadir akhirnya harus terhenti produksinya akibat kebijakan politik atau situasi ekonomi yang tidak kondusif, " kata Suhari.

Menurut dia, berkaca dari sejarah panjang industri otomotif, Indonesia telah berulang kali negeri ini menggagas pembuatan mobil nasional namun, berkali-kali pula kandas di tengah jalan."Sampai sekarang, putra-putri bangsa sedikitnya telah menelurkan lebih dari 18 rancangan mobil nasional yang semuanya memiliki problematika yang berbeda-beda," katanya.

Menurut catatan, sejumlah prototipe mobil nasional yang pernah hadir yakni Kancil, Texmaco Macan, Gang Car, Marlip, Arina, Tawon, Komodo, Gea, Esemka Digdaya dan Esemka Rajawali, Nuri, Mahator, Wakaba, Morina, Beta 97, Maesa PT 44, hingga Perkasa.

Volume penjualan mobil-mobil buatan anak negeri sendiri, kata Suhari menambahkan, juga tidak pernah masuk dalam hitungan resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement