REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Suzuki Indomobil Sales menilai, rencana pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi yang akan dilakukan pemerintah, belum tentu menurunkan tingkat penjualan mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.300 cc.
"Sebab, mobil-mobil ini masih akan diminati oleh konsumen dan belum ditinggalkan. Jadi penjualannya juga akan tetap tinggi," kata Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Sales, Davy Tulian di Jakarta, Minggu (22/4).
Sebaliknya pihaknya juga berpendapat, pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut juga tidak serta merta menaikkan tingkat penjualan mobil-mobil berkapasitas mesin kecil (di bawah 1.300 cc).
Dikatakannya, pemerintah sebaiknya mengkaji ulang rencana tersebut secara matang, karena akan berdampak luas terhadap masyarakat Indonesia.
"Ini sebaiknya dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Apakah sudah sesuai dengan segmentasi masyarakat di Indonesia, lalu bagaimana dengan dampak ke depannya," ujarnya.
Davy mengungkapkan, saat ini pihak Suzuki lebih memilih untuk menunggu dan baru akan mengambil sikap setelah rencana tersebut benar-benar dilaksanakan.
"Saat ini kami menunggu. Kami amati dulu. Bila kemudian rencana itu benar-benar dijalankan, barulah kami akan menentukan sikap," tandasnya.
Davy juga menginginkan kejelasan dari pemerintah mengenai penerapan rencana pembatasan BBM bersubsidi tersebut.
"Awalnya, pembatasan itu akan berlaku untuk mobil-mobil berkapasitas mesin 1.500 cc, tapi sekarang malah akan diberlakukan pada mesin 1.300 cc ke atas. Ini masih simpang siur," kata Davy Tulian.