REPUBLIKA.CO.ID, FIORANO---Ferrari menandai 30 tahun kematian pebalap kondang Gilles Villeneuve, Selasa, dengan duduknya putra pebalap Kanada itu, Jacques, di kokpit mobil tim Italia itu di lintasan balap di Fiorano.
Dengan disaksikan juara dunia dua kali Fernando Alonso dan pebalap Brazil, Felipe Massa, juara dunia 1997 itu memasuki kendaraan jenis 312 T4, yang dikendarai ayahnya saat memenangi tiga perlombaan musim itu.
Di antara yang hadir pada acara itu, kelihatan beberapa mekanik lama pebalap dari Berthierville itu, mantan direktur teknik Mauro Forghieri, Presiden Ferrari Luca di Montezemolo serta prinsipal tim saat ini Stefano Domenicali.
Di antara mereka, hadir jura janda Villeneuve, Joann, serta putri mereka, Melanie. "Gilles memberikan kepada publik apa yang mereka inginkan. Ia tidak perduli tentang kejuaraan, ia mengendarai semua mobil yang diberikan kepadanya," kata Montezemolo.
"Saya dipanggil ketika Enzo Ferrari mengetahui ia melihat ada pebalap muda dengan bakat dan temperamen tinggi di Kanada. Ia melakukan pra-kontrak dengan McLaren, tetapi Ferrari menginginkan ada angin segar yang segera berhembus ke dalam tim itu," katanya. "Ia merupakan pebalap luar biasa," katanya.
Villeneuve, runner-up pada kejuaraan 1979 atas pebalap dari Afrika Selatan teman setimnya, Jody Scheckter, tewas dalam latihan menjelang perlombaan Belgia Grand Prix 1982 di Zolder, setelah bertabrakan dengan March yang dikendarai pebalap Jerman, Jochen Mass.
Mobil itu hancur, bannya terpisah ke seberang lintasan sedangkan pengemudinya terhempas ke pagar pengaman dari besi. Ia dinyatakan tewas di rumah sakit pada petang harinya. Ferrari mundur dari perlombaan dan pulang ke negara mereka.
Ia dikenal sebagai pebalap tangguh yang haus piala dan selalu mengemudi dengan menegangkan dan ia hanya dapat dibandingkan dengan juara sebelum perang, Tazio Nuvolari - tapi beberapa pesaingnya melihat bahwa kecelakaan tinggal menunggu waktu saja. Ia merupakan idola dalam tim Ferrari.
Sirkuit Kanada Grand Prix di Montreal menggunakan namanya sebagai sebutan sirkuit dan fotonya masih terpampang di restoran milik Ferrari di Maranello.
"Ia tidak pernah memikirkan hal lain, ia pun bukan politisi. Ia masuk ke dalam kendaraan dan melaju dengan cepat di tiap putaran. Ia hanya memikirkan balapan," kata Jacques Villeneuve, yang meraih gelar juara dunia bersama tim Williams.
"Ia amat antusias dengan balapan dan hanya itu yang dapat diingat tentang dia. Ia amat bernafsu dan ia melakoninya. Ia tidak pernah menipu tentang balapan. Apa yang Ada lihat, itulah yang Anda dapatkan," kata Jacques.
"Ketika ia masuk ke dalam kendaraan, setiap orang akan mengetahui ia sedang mewujudkan mimpinya. Ia akan melakukan apa pun yang mungkin dilakukan dengan kendaraannya. Bila ia tertinggal dalam setiap balapan, maka ia berusaha maju lagi. Setiap orang hanya menunggu kapan ia melejit kembali ke depan," katanya.
Setelah upacara pelayanan doa diadakan di Berthierville, ribuan orang seperti terpaku terdiam di sepanjang jalan menyaksikan iring-iringan pembawa peti mati Villeneuve yang dibawa kembali ke Montreal untuk dikremasi.
Dalam kata sambutannya, Scheckter menyatakan amat hormat dan mengagumi teman setimnya itu, yang digambarkannya sebagai "pebalap tercepat sepanjang sejarah" dan "pebalap paling sejati yang pernah dikenalnya."
"Tapi ia tidak pergi," kata pebalap Afrika Selatan itu, yang mundur pada 1980, "Ingatan tentang apa yang dilakukannya, apa yang dicapainya, akan selalu ada di sana."