REPUBLIKA.CO.ID, STUTTGART - Tahun demi tahun, musim pertunjukan demi musim pertunjukan, para produsen otomotif berlomba-lomba dengan versi debutan berteknologi tinggi. Namun sebagian besar memiliki kesamaan, kurangnya kaca samping.
Para pembuat mobil seperti putus asa. Mereka ingin membuang pernak-pernik yang tak perlu namun harus berbenturan dengan persyaratan legislatif. Akhirnya desainer otomotif berniat menggantikan spion sayap dengan 'kamera mini' yang mengalirkan semua pemandangan di sekitar mobil dan menyajikan ke video pusat di depan pengemudi.
Dulu, ini sekedar gagasan yang diobrolkan bertahun-tahun. Kini teknologi menghadirkan konsep yang benar-benar terwujud. Sayangnya, itu masih berlaku untuk mobil balap.
Ketika tiga pebalap Audi R18 LMP1 turun ke Sirkuit de la Sarthe di Perancis untuk memutari lintasan ke-80 dari total Le Mans 24 Jam, masing-masing akan dilengkapi dengan layar AMOLED dipasang langsung di atas bagian kemudi. Sebuah kamera kecil duduk di belakang antena di atap, memberikan aliran pemandangan langsung lingkungan sekitar saat R18 melaju di atas sirkuit
Seperti biasa, inovasi muncul karena kebutuhan. Berdasar desaindan tata letak mesin R18 , tidak ada tempat bagi pemasangan cermin interior tradisional.
"Di masa lalu, pengemudi kami harus ketat bergantung pada cermin di luar ketika melihat ke belakang," kata Kepala Audi Motorsport Dr Wolfgang Ullrich. "Namun bagian belakang bodi dan sayap belakang ditambah getaran yang terjadi pada kecepatan tinggi, secara signifikan membatasi bidang visi dari cermin."
Posisi duduk pengemudi ultra rendah - dimaksudkan untuk menjaga berat badan dekat dengan tanah - juga merupakan faktor kontribusi terhadap adopsi dari tampilan yang baru. Belum lagi faktor cuaca.
"Operasi cermin berguna cuaca-netral." Jelas Ullrich. "Sebaliknya, bila menggunakan kaca luar, semprotan air deras saat hujan sangat mengganggu penglihatan lapangan pengemudi. Sementara cermin baru digital, bisa berfungsi untuk berbagai kondisi cuaca termasuk saat mengemudi malam dan siang. Bahkan meski pebalap pesaing mencoba mendekati dari belakang dengan lampu sorot, gambar yang masuk ke video utama tetap jernih, bukan cahaya mencolok mata.
Kepadatan pixel ketat layar AMOLED juga membuat analisa bercak dan informasi dari belakang lebih mudah dan kurang melelahkan. Bagian ini, menirut Ulrich, menjadi masalah serius ketika bepergian 300 kaki per detik.
"Bahkan pada 330 km / jam kita mencapai aliran gambar yang mulus dalam transmisi real-time," kata Ullrich.
Tapi bagaimana dengan aplikasi dunia nyata?
Menurut Audi, para teknisi dan penggawa dibalik produksi motorsport saling bahu-membahu mengerjakan teknologi, yang menjadi prototipe dan dipasangkan pada mobil super mereka, R8.
"Intensitas tuntutan di motorsport, seperti di Le Mans 24 Hours bisa mendorong mematangkan sistem tersebut dengan cepat," menurut Ullrich. "Saya yakin bahwa kita akan dapat kembali dengan temuan berharga untuk rekan-rekan kami di [Jerman]."