REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pemerintah mempersiapkan regulasi untuk memproduksi mobil listrik secara massal yang diharapkan dapat terwujud sebanyak 10.000 unit pada 2018.
Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Bandung, Selasa, mengatakan bahwa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono telah meminta kementerian terkait untuk mempersiapkan berbagai peraturan yang dibutuhkan.
"Misalnya, Kementerian Perindustrian, BUMN, Keuangan, dan Perhubungan, menyiapkan regulasi agar ada kemudahan-kemudahannya," ujarnya.
Gusti mengatakan bahwa peta jalan untuk memproduksi massal mobil listrik yang disiapkan oleh enam perguruan tinggi di Indonesia, antara lain, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada, itu sudah dipresentasikan kepada Presiden.
Ia mengakui mobil listrik tersebut hanya 60 persen mengandung komponen dalam negeri. Indonesia, menurut dia, sudah bisa menguasai desain mobil 100 persen dan kontrol elektronik sebanyak 50 persen.
Namun, kata dia, sistem transmisi dan baterai belum sepenuhnya dikuasai oleh Indonesia. "Nanti mendatangkan bahan dari luar negeri bisa bebas pajak, pajak jual akan dikurangi atau ditiadakan sehingga harga jualnya bisa diturunkan," ujarnya.
Meski memproduksi mobil listrik tergolong mahal, Gusti mengatakan bahwa biaya produksi bisa ditekan hingga 30 persen apabila sudah memasuki tahap produksi massal. "Presiden minta BUMN terlibat langsung untuk produksi massal ini. Nanti kalau terlalu banyak, baru ke swasta," katanya.
Untuk uji coba tahap pertama, menurut Gusti, mobil-mobil instansi pemerintah di seluruh Indonesia siap menggunakan mobil listrik. Selain itu, stasiun pengisian listrik umum juga akan disiapkan secara bertahap.