REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kendaraan hybrid mendapat berbagai kemudahaan dari pemerintah demi menumbuhkan industri kendaraan tersebut di Indonesia.
"Yang pertama kali kami lakukan adalah persetujuan dengan para produsen kendaraan hybrid, akan ada insentif pajak termasuk aturan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM)," kata Hidayat seusai mengunjungi sejumlah gerai Agen Pemegang Merk (APM) dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012, di Jakarta, Jumat (21/9).
Menurut Hidayat, nantinya di dalam Keputusan Presiden yang mengatur tentang kendaraan sistem hybrid, industri kendaraan akan diberikan kesempatan impor mobil hybrid selama dua tahun untuk mengenalkan tipe tersebut kepada masyarakat Indonesia.
Dengan demikian, jelas Hidayat, harga mobil hybrid dan non-hybrid akan sama. Pada saat ini, harga kendaraan dengan sistem bahan bakar hybrid masih mahal, sekitar 45 persen di atas kendaraan bermesin bensin.
"Tapi setelah dua tahun sosialisasi dengan impor kendaraan tersebut, industri kendaraan sudah harus siap untuk melokalisasi kendaraan dengan dirakit di Indonesia," kata Hidayat.
Dengan lokalisasi pembuatan kendaraan, Hidayat menilai harga mobil hybrid bisa lebih menurun.
Dengan adanya pemberian insentif PPNBM, Hidayat merasa hal tersebut sudah memenuhi kebutuhan industri untuk menarik produksi kendaraan hybrid ke dalam negeri.
"Program kendaraan tersebut dinamakan `Sosialisasi Mobil Hybrid` sembari mempersiapkan perakitan di Indonesia," jelas Hidayat.
Hal itu ditanggapi oleh Wakil Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto bahwa pemerintah harus memberikan insentif melalui pengenaan PPNBM yang lebih rendah agar kendaraan hybrid bisa bersaing.
Jongkie menilai untuk pengembangan tipe kendaraan hybrid di Indonesia masih ke arah "compact car".
"Sebab pada saat ini di dunia yang masih dipasarkan adalah yang kelas menengah ke atas dengan harga mahal," kata Jongkie yang menambahkan industri susah untuk memberikan harga kendaraan hybrid dibawah Rp200 juta.
Namun dengan daya beli masyarakat Indonesia yang terus meningkat dan jumlah warga berekonomi menengah yang bertambah , Jongkie yakin dalam beberapa waktu ke depan warga Indonesia sanggup membeli kendaraan hybrid.