Kamis 29 Nov 2012 18:55 WIB

Sengketa Pulau Cina Tekan Produksi Mobil Jepang

A man walks past a Toyota Motor Corp logo outside its showroom in Tokyo, Japan. (file photo)
Foto: Reuters/Yuriko Nakao
A man walks past a Toyota Motor Corp logo outside its showroom in Tokyo, Japan. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tiga pembuat mobil terbesar Jepang mengatakan Kamis bahwa produksi di Cina merosot lagi bulan lalu karena mereka terus merasakan dampak perselisihan teritorial sengit antara Tokyo dan Beijing.

Toyota, pembuat mobil terlaris dunia dalam enam bulan pertama tahun ini, memproduksi mobil di Cina 61 persen lebih sedikit y-on-y pada Oktober. Sedangkan Nissan memangkas output dengan 44 persen dan Honda dengan 54 persen, lapor AFP.

Angka-angka tersebut menyusul data sebelumnya yang menunjukkan ketiga perusahaan tersebut mengalami penurunan besar dalam penjualan di Cina karena boikot konsumen terhadap brand Jepang memukul perdagangan dua arah.

Meskipun dalam hal persentase Nissan yang paling sedikit terkena dampak buruk dari ketiganya, eksposenya terhadap Cina lebih besar, yang berarti penurunan produksi absolut lebih jauh.

Toyota hanya membuat 30.600 kendaraan selama bulan itu, Honda memproduksi 26.302 dan Nissan 61.360.

Bulan lalu, ketua Nissan Carlos Ghosn mengatakan kepada Financial Times perusahaannya akan berpikir dua kali sebelum melakukan investasi baru di negara itu.

"Pasti di luar apa yang telah kami putuskan, sebelum melangkah ke keputusan-keputusan lebih jauh di Cina, kami akan sangat hati-hati dalam menilai berapa besar dampak (situasi politik tersebut) pada pemikiran konsumen," kata eksekutif puncak Nissan itu.

Namun, trio tersebut kemungkinan akan kembali ke level produksi sebelum pertengkaran sebelum pertengahan akhir 2013, kata Ryoichi Saito, analis permobilan di Mizuho Investors Securities.

"Saya tidak berpikir angka-angka yang muncul saat ini berlanjut atau menambah pesimisme baru -- mereka muncul dalam perkiraan dan jatuh secara dramatis," kata Saito.

"Tidaklah tidak mungkin bahwa kami akan kembali kepada level yang tercapai setahun lalu pada paruh kedua 2013," tambahnya.

Harian terlaris Yomiuri Shimbun juga telah mengatakan bahwa Toyota sedang merencanakan untuk mengembalikan level produksi ke tingkat sebelum krisis diplomatik tersebut.

Beijing dan Tokyo tidak sepaham selama puluhan tahun menyangkut kedaulatan kepulauan tak berpenghuni di Laut Cina Selatan.

Kepulauan Senkaku dikuasai Jepang, namun diklaim Cina, yang menyebutnya Diaoyus.

Langkah pemerintah Jepang untuk menasionalisasi tiga pulau pada September mengakibatkan hubungan runtuh, dengan kadang-kadang protes keras meletus di kota-kota di seluruh China.

Bisnis-bisnis Jepang sering menjadi sasaran demonstrasi yang kata para komentator pasti paling tidak mendapat dukungan negara secara diam-diam. Pabrik-pabrik dan toko-toko ditutup baik karena kerusakan nyata atau karena ancaman kekerasan.

Banyak mobil Jepang dirusak oleh gerombolan orang, faktor lain yang dapat mengarah pada jatuhnya penjualan.

Tetapi meski ada kemuraman dari Cina, Toyota dan Honda mencatat kenaikan dalam produksi total luar negeri, dengan Toyota mengalami peningkatan produksi 13 persen di pabrik-pabrik kecuali pabrik-pabrik di Jepang. Produksi luar negeri Honda melonjak 20 persen.

Nissan mengatakan total produksi luar negerinya jatuh 1,7 persen.Ketiga perusahaan tersebut mengalami penurunan produksi di Jepang.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement