REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para pemilik ruang pamer mobil bekas di daerah Pantura Cirebon dan Indramayu mengaku penjualan anjlok menjelang rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bulan Juni 2013.
Oki, saah seorang pemilik ruang pamer di jalan Wahidin Kota Cirebon, kepada wartawan di Cirebon, Kamis (20/6), mengatakan, penjualan berbagai merk mobil bekas di Cirebon dan Indramayu jelang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) anjlok hingga 50 persen.
Biasanya dalam satu bulan bisa terjual sekitar 10 hingga 15 unit mobil bekas, kini paling hanya lima hingga enam unit, padahal menjelang lebaran Idul Fitri mobil bekas jenis minibus sangat diminati omzetnya cukup tinggi, katanya.
Menurut Oki, bila harga premium naik jadi Rp 6500 per liter terasa berat bagi pemilik mobil, terutama kendaraan produksi eropa sehingga mereka memilih kendaraan hemat BBM yakni buatan Jepang karena ber cc rendah.
Dampak naiknya BBM, kata dia, banyak pemilik kendaraan roda empat yang menjual sedangkan pembeli turun cukup tinggi, sehingga diperkirakan harga jual mobil bekas akan murah, seperti bebepa tahun lalu.
Uyat pemilik ruang pamer di Perumnas Cirebon mengaku, omzet penjualan mobil bekas jelang rencana kenaikan harga BBM anjlok, karena daya beli berkurang.
Kini, bisa menjual tiga mobil bekas sudah beruntung, kata dia, biasanya pengalaman tahun sebelumnya berbagai jenis mobil bekas menghadapi lebaran Idul Fitri meningkat hingga 100 persen.