REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengusulkan Standar Nasional Indonesia (SNI) mobil murah atau twin car guna meningkatkan daya saing menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MAE) 2015.
Kepala BSN Bambang Prasetyo mengatakan, ada 15 standar yang akan diusulkan kepada pemerintah guna mendukung inovasi bagi baterai mobil murah.
Menurut dia, mobil murah merupakan salah satu produk otomotif unggulan yang akan dikembangkan Indonesia dalam menghadapi pasar bebas Asean 2015. Inovasi dikatakan memegang peranan penting dalam mendukung daya saing produk nasional.
"Inovasi perlu didukung oleh ketersediaan standar yang dapat menjadi acuan bagi jaminan kualitas dan keamanan produk," katanya di Jakarta, Sabtu (31/8).
Bambang menyatakan, penggarapan standar untuk baterai bagi mobil murah yang akan dikembangkan Indonesia sudah dimulai tahun ini. Diperkirakan memerlukan waktu hingga 13 bulan dalam prosesnya. "Karena itu, standar tersebut akan keluar pada tahun depan," katanya.
Biasanya, kata dia, proses penyelesaian standar memerlukan waktu hingga 18 bulan. Namun saat ini dilakukan efisiensi sehingga ditargetkan selesai dalam 13 bulan. Ditambahkan, proses penyelesaian standar untuk baterai mobil murah tersebut sebagian akan ditangani BSN. Sementara sebagian lainnya dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi. Anggarannya, sebesar Rp 7 miliar untuk tahun ini.