REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Inisiator mobil Esemka, Wardani konsep low cost green car (LCGC) dari luar negeri akan membunuh mobil nasional. Kepala Sekolah SMKN 2 Klaten ini mengatakan mewujudkan mobil nasional (mobnas) masih melalui jalan panjang.
Riwayat mobnas akan berakhir jika tidak memiliki pondasi kuat saat mobil LCGC sudah masuk. "Harus ada yang mengomandani kalau mau mobil nasional," ungkap Wardani, Sabtu (21/9).
Ia menyebut kini giliran industri yang menunjukkan mobil nasional bertaji. Sebagai akademisi ia pun merasa cukup puas dengan kemampuan anak-anak SMK merakit mobil Esemka. Ia menyarankan jika mobil nasional dikembangkan, harus didukung industri rumahan yang memproduksi onderdil. "Seperti Cina, tapi industri rumahan kita belum siap."
Wardani menyarankan, dibutuhkan komitmen pemimpin yang berpihak pada pengembangan mobil nasional. Di Cina, pemerintah melakukan subsidi pada penjualan mobil. Mobil harga Rp 100 juta dijual Rp 50 juta. Meski dua tahun rusak, namun itu berguna untuk mengetahui kekurangan produk. "Kemudian diperbaiki, baru dijual Rp 100 juta, itu kalau mencontoh Cina," ungkapnya.