REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia menegaskan tidak melupakan eksistensi mobil nasional (mobnas) dengan terus memberikan bantuan seperti uji coba, penelitian, hingga bantuan pelatihan teknis.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Indonesia Budi Darmadi mengatakan, pihaknya selalu mendukung perkembangan mobil nasional seperti Esemka, Tawon dan lain-lain. Tidak hanya mendukung, pihaknya mengklaim sudah memberikan dukungan saat uji coba mobnas dan bantuan penelitian untuk pengembangan mobnas.
“Siapa bilang kami lupakan mobnas? Bahkan selama tiga tahun terakhir, kami berturut-turut sudah memberikan bantuan mesin, bantuan pelatihan teknis, dan fasilitas pinjaman peralatan praktik untuk menjadikan Solo Tekhno Park (STP) mobnas Esmka,” katanya saat dihubungi Republika, Ahad (22/9).
Sebenarnya, pihaknya ingin memberi bantuan lebih banyak dengan memberikan bantuan komponen. Karena selama ini komponen Mobnas berasal dari impor. “Namun Kemenperin memiliki keterbatasan anggaran,” tuturnya.
Padahal, dia melanjutkan, Kemenperin memiliki target kemandirian industri komponen. Meski demikian, kata Budi, mobnas masih bisa mendapat insentif dari pemerintah.
“Asalkan mobnas memproduksi mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/ LCGC) dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan insentif LCGC. Syarat itu diantaranya seperti kapasitas isi silinder mobil 900-1.200 CC, komponen mesin yang dibuat di dalam negeri, dan mobil tersebut tentunya dibuat di dalam negeri,” ujarnya.
Jadi, kata Budi, LCGC terbuka untuk diproduksi oleh umum, tidak hanya untuk Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) tertentu saja melainkan juga produsen mobnas. Pihaknya menegaskan berupaya berlaku sama atau adil antara ATPM dengan produsen mobnas.
“Kami bahkan sudah mengirimkan undangan bahwa LCGC terbuka untuk produsen mobnas,” tuturnya.
Pihaknya percaya, jika LCGC diterapkan maka mendukung kemandirian industri komponen nasional dengan dibukanya pabrik-pabrik komponen mobil. “Ujung-ujungnya industri komponen ini mendukung mobnas untuk mendapat komponen mesin dari dalam negeri,” ucapnya.