REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -– Program mobil murah ramah lingkungan (low cost green car) yang diusung pemerintah tak membuat khawatir pedagang mobil bekas karena pengaruh LCGC terhadap penjualan mobil bekas diperkirakan hanya sesaat.
"Adanya LCGC tidak mengancam usaha kami, biasa-biasa saja. Paling efeknya cuma sepi satu atau dua bulan itu biasa," kata Lulu, pengelola toko Family Motor, Kamis (3/10).
Hal ini disadari Lulu mengingat setiap muncul produk baru, tokonya sepi pembeli. Namun situasi akan kembali seperti semula setelah beberapa waktu.
Ia juga mengatakan penjualan mobil bekas di showroomnya belum terpengaruh meskipun LCGC sudah dipamerkan dalam ajang Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) beberapa waktu lalu. Sampai saat ini, katanya, penjualannya belum mengalami penurunan, tetap delapan sampai sembilan unit per bulan.
Sementara pedagang lainnya di kawasan Klender Jakarta Timur mengatakan dampak yang timbul dari mobil LCGC memang ada, namun seberapa besar dampak tersebut terhadap penjualan mobil bekas belum dapat diukur. Walau demikian, mobil bekas memiliki segmen pasar sendiri.
"Pasarnya mobil bekas itu masyarakat yang ingin memiliki mobil tetapi dananya terbatas, jadi konsumen mobil bekas ini tetap ada,” ujar Doni Lamonda (47) pemilik toko Yudistira.
Bersaing dengan LCGC yang harganya di kisaran Rp75 sampai Rp125 juta, Doni juga mengaku tak akan menurunkan harga jual mobil bekasnya. "Selama produsen mobil tak menurunkan harga, pasti mobil saya masih eksis di harga lama," ujarnya.