REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Lelah karena kemacetan lalu lintas yang berlangsung berjam-jam? Mungkin hal ini dapat diatasi dengan mobil terbang, yang menurut perusahaan Terrafugia akan dijual tak lama lagi.
Perusahaan Amerika itu berencana memproduksi pesawat terbang yang bisa dipakai di jalan raya, Transition, dengan sayap yang dapat dilipat dan harus dibawa ke bandar udara untuk dapat terbang, serta TF-X, mobil yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal. "Manfaat potensial bagi kemanusiaan dari mobil terbang yang praktis ini sangat besar," ujar CEO Terrafugia Carl Dietrich.
Dampak global dari moda transportasi udara yang personal, praktis dan dipasarkan secara luas ini telah diperkirakan oleh lembaga nirlaba CAFE Foundation pada kisaran 800 miliar dolar AS per tahun. NASA telah memperkirakannya pada 1 triliun dolar AS per tahun. ''Saya percaya mustahil untuk mengukur manfaatnya bagi kemanusiaan,'' katanya.
Transition, yang perlu waktu lebih lama untuk dikembangkan dibandingkan TF-X yang lebih konseptual, diperkirakan akan memakan biaya sekitar 300.000 dolar AS, namun perusahaan tersebut mengatakan sudah ada 100 pesanan awal tahun ini. Mobil tersebut menggunakan mesin yang sama untuk di jalanan ataupun di udara, dan bisa memakai bensin dibandingkan bahan bakar pesawat yang jauh lebih mahal. Pada saat tanki penuh, perusahaan tersebut mengatakan pesawat dapat menempuh jarak sekitar 800 kilometer.
Para pemilik kendaraan ini harus memiliki surat izin mengemudi mobil sekaligus sertifikasi pilot untuk mengendarai Transition. Terrafugia mengatakan Transition harus memenuhi standard keselamatan kendaraan bermotor federal dari Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional sebagai bagian dari proses sertifikasi kendaraan bermotor. Uji coba kendaraan baru-baru ini menunjukkan pesawat itu dapat berhenti dari kecepatan 120 kilometer per jam dalam jarak hanya 34 meter, menurut perusahaan tersebut.