REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kota Solo siap menjadi daerah pelaksanaan proyek percontohan pengembangan mobil angkutan massal bertenaga listrik yang tengah dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
"Ya apabila nanti mobil itu sudah selesai diuji coba, Solo siap dipilih sebagai tempat pilot proyek pengembangan mobil angkutan massal dengan tenaga listrik ini, kami siap untuk mendukung program pemerintah pusat ini," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Surakarta, Kamis.
Pada Kamis ini, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo mengikuti uji coba pengoperasian bus menggunakan tenaga listrik (mobil listrik) bersama Menristek Gusti Muhammad Hatta dengan rute Solo Techno Park - Monumen Pers Nasional pulang pergi (PP).
Wali Kota mengatakan pengembangan angkutan massal dengan kendaraan listrik itu sesuai dengan program yang dicanangkan Pemerintah Kota Solo, yaitu mewujudkan kota bebas polusi udara.
"Ya kalau kotanya bersih pasti rakyatnya akan sehat dan kalau ini sudah dicapai juga tidak akan mudah diserang penyakit," katanya.
Pemerintah Kota Surakarta juga mempunyai Solo Techno Park, sehingga jika nanti kendaraan listrik nasional yang dikembangkan oleh Kemenristek itu sudah diproduksi massal maka Solo juga bisa membantu dalam pembuatan suku cadang.
"SDM yang ada di Techno Park mamupu untuk membuat suku cadang dan alatnya juga sudah lumayan lengkap. Ya apabila ini bisa terwujud akan juga mengurangi pengangguran," jelasnya.
Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan kendaraan listrik nasional ini telah diuji dan sosialisasi di lima kota besar di Pulau Jawa yaitu Yogyakarta, Bandung, Solo, Surabaya dan terakhir nanti di Jakarta.
"Apabila Solo ingin menjadi pilot proyek kendaraan listrik nasional yang sekarang tengah dikembangkan oleh Kemenristek, ini sangat memungkinkan, karena dari kota-kota itu yang paling siap Solo dan punya Solo Techno Park yang bisa mendukung pengembangan kendaran listrik tersebut," kata Menristek.
Ia mengatakan proses pengembangan proyek mobil listrik nasional harus melalui beberapa tahapan. Untuk pengembangan mobil ini Kemenristek menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, karena memang membutuhkan tenaganya.
Menristek mengatakan UNS saat ini juga tengah mengembangkan baterai sebagai sumber tenaga kendaraan. Selama ini baterai untuk keperluan itu masih berukuran besar dan berat sementara daya listrik rendah.
Ia berharap kendaraan massal berbasis listrik dapat tersosialisasikan dengan baik sehingga kualitas baterai dapat disempurnakan menjadi lebih efisien, yaitu dengan ukuran kecil namun ringan dan berdaya listrik tinggi.
"Bus yang menggunakan tenaga baterai (mobil listrik) yang diuji coba menempuh rute Solo Techno Park - Monumen Pers Nasional pulang pergi ini bisa lari 100 kilometer per jam dan dapat diatur sesuai kebutuhan, juga nyaman tidak kalah dengan bus yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM)," katanya.