REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mobil listrik karya anak bangsa, Selo dan Ahmadi, dipamerkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi kepada masyarakat Surabaya pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Ahad.
Puluhan masyarakat antusias untuk menyaksikan mobil listrik Ahmadi buatan Dasep Ahmadi dari Depok dan mobil Selo yang berdesain "sportscar" yang dibuat oleh rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam bekerja sama dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan tersebut.
"Bagus kalo bisa dikembangkan dan ditingkatkan performanya. Pengisian baterainya juga masih lama," kata Hartono, salah satu pengunjung ajang pengenalan kendaraan berbasis listrik kepada masyarakat itu.
Hartono mengatakan mobil listrik mempunyai keuntungan antara lain tidak menimbulkan polusi dan kebisingan namun harus lebih disempurnakan lagi seperti jarak tempuhnya dan proses pengisian baterai.
"Dari sisi perawatan akan lebih ekonomis, namun kita belum tahu kelemahannya jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar premium," kata Hartono.
Ke depannya, jika mobil listrik akan diproduksi secara massal, maka pemerintah perlu menjamin ketersediaan infrastruktur seperti stasiun pengisian dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
"Jika sudah siap (diproduksi massal) pasti masyarakat beralih ke mobil listrik," kata Hartono optimistis.
Salah satu pengunjung lainnya, Tofa, juga mengaku terkesan dengan adanya mobil listrik karya anak bangsa itu.
"Munculnya mobil listrik karya anak bangsa ini patut diapresiasi dan akan sangat bagus jika nanti bisa dikembangkan," kata Tofa.
Namun saat ini masih perlu pengembangan lebih lanjut. "Seperti apakah baterainya tahan lama atau tidak. Kita sebagai pengguna juga ingin merasa nyaman dalam berkendara," kata dia.
Dalam kesempatan itu juga dipamerkan mobil listrik Ahmadi, buatan Dasep Ahmadi asal Depok.
Sementara itu, manajer rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam, Kunto Wibisono, mengatakan mobil listrik generasi kedua setelah Tucuxi itu dibuat untuk penelitian dan bukan untuk diperjualbelikan.
Mobil listrik sport dua pintu itu masih merupakan mobil "prototype" yang nantinya akan disempurnakan untuk pengembangan mobil prototype kedua.
Untuk dapur pacu tenaga, mobil listrik Selo menggunakan dua modul baterai lithium ion dan satu motor listrik dengan daya 130-150 kw yang disematkan pada girboks empat percepatan.
Sekitar 70 persen komponen mobil Selo merupakan produk dalam negeri, sedangkan motor listrik, girboks dan velg masih menggunakan produk dari luar, kata Kunto.
Kunto berharap teknologi mobil listrik Selo bisa menjalani dan lulus uji kelayakan agar bisa digunakan mengembangkan mobil listrik secara massal nantinya.