REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan mobil dengan mesin (Compressed Natural Gas) saat ini dinilai masih terganjal tiga kendala, yakni regulasi jelas dari pemerintah, infrastruktur serta perbedaan harga antara penggunaan bensin dengan gas.
"Tiga hal tersebut yang menurut saya masih jadi persoalan," kata Director Corporate and External Affairs Directorate, Production and Logistic Control Directorate PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) I Made Dana M Tangkas, Kamis (19/12).
Kesiapan regulasi yang jelas menurut Made berhubungan langsung dengan rincian-rincian seperti faktor keamanan, standar keamanan, serta standar perawatan.
Sementara infrastruktur berhubungan dengan ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang menurutnya masih jarang di Indonesia.
"SPBG banyaknya di Jakarta, kalau ini dibawa keluar kota bagaimana," kata dia saat ditemui di acara Indo-Japan Expo 2013 di Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/12).
.
Kendala ketiga yakni disparitas harga BBG dengan BBM. Semakin besar disparitas tersebut, kata Made, semakin cepat pula 'balik modal' dari pengguna mobil tersebut.
Made mengatakan jika ketiga masalah itu bisa dirampungkan, maka bukan tidak mungkin Toyota bakal memproduksi mobil konsep berbahan bakar gas Limo CNG.
"Kalau semua sudah tercapai, mungkin kami akan produksi mobil konsep ini," katanya.