REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel berencana memprioritaskan energi gas untuk kendaraan. Negara itu menetapkan akan mengurangi penggunaan minyak hingga 60 persen pada 2025.
Target itu dinilai agresif, bahkan dalam standar dunia. Israel juga berinvestasi besar-besaran untuk memulai dan mengembangkan teknologi baterai dan biofuel.
Israel menawarkan hadiah tahunan satu juta dolar (sekitar Rp 12,1 miliar) bagi setiap inovator. Hadiah itu hampir sama besar dengan Anugerah Nobel.
"Tujuannya adalah menjadikan Israel sebagai pusat pengetahuan dan industri bidang tersebut serta menjadi katalis dunia dalam membuat perubahan," kata Eyal Rosner, pemimpin proyek yang ditunjuk PM Benjamin Netanyahu seperti dikutip Reuters.
Program bernama Fuel Choices Initiative itu punya anggaran untuk 10 tahun sebanyak 1,5 miliar shekel (sekitar 430 juta dolar AS).
Warga Israel yang beralih dari BBM ke gas akan mendapatkan manfaat berupa penghematan dan pengurangan pajak pendapatan. Serta akan menambah satu persen lebih produk domestik bruto.
Pemerintah Israel menyediakan infrastruktur dan potongan pajak untuk BBG serta tidak akan menghilangkan BBM. Masyarakat tetap bisa memilih BBM atau gas.
Dalam lima tahun ke depan, bahan bakar transportasi di Israel akan didominasi oleh CNG dan metanol dari gas alam. Teknologi baterai dan biofuel juga akan digunakan oleh pasar sebagai improvisasi teknologi.