REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengaku tidak ingin nasib mobil listrik seperti Esemka yang dibuat tanpa riset terlebih dahulu.
"Kami tidak mau nantinya mobil listrik seperti Esemka yang dibuat dulu tanpa adanya riset. Akibatnya pengembangannya jadi sulit," ujar Nuh dalam acara peluncuran dua mobil listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Jakarta, Selasa (29/4).
Mobil listrik tersebut melalui perencanaan yang matang, uji coba skala laboratorium, dilanjutkan uji coba skala lapangan, dan kemudian diluncurkan. Sebanyak dua mobil listrik itu, yakni Ezzy ITS 1 dan Ezzy ITS 2. Mobil listrik itu menggunakan tanpa transmisi (Ezzy ITS 1) dan menggunakan transmisi (Ezzy ITS 2).
"Teknologi mobil listrik ini harus benar-benar dikuasai," kata dia.
Kedua mobil tersebut akan melakukan perjalanan sejauh 900 kilometer, yakni dari Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya.
Perjalanan itu, untuk mengevaluasi ketahanan, kekuatan, dan keandalan dari mobil listrik itu.
Mobil listrik tersebut dapat melaju hingga kecepatan 200 kilometer per jam. "Perjalanan itu semacam evaluasi, apa saja yang harus diperbaiki," kata dia.
Pemerintah, katanya, serius merancang mobil listrik tersebut. Pada Oktober, ITS dan LIPI akan duduk bersama membahas mengenai mobil listrik nasional. Sebelumnya, LIPI juga merancang mobil listrik.