Kamis 12 Jun 2014 00:20 WIB

Indonesia Bakal Pimpin Industri Otomotif Pasca-MEA

Sejumlah pekerja melakukan pengecekan tahap akhir mobil The All New Vios & Limo produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Pabrik Krawang 2, Kawasan Industri Karawang Internasional City, Jawa Barat, Rabu (18/12).
Sejumlah pekerja melakukan pengecekan tahap akhir mobil The All New Vios & Limo produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Pabrik Krawang 2, Kawasan Industri Karawang Internasional City, Jawa Barat, Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Suparno Djasmin optimistis Indonesia bakal memimpin industri otomotif di kawasan Asia Tenggara pasca-pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Menurutnya potensi ke arah sana sangat besar. 

"Industri otomotif yang paling besar di ASEAN adalah Thailand dan Indonesia. Kalau bicara pasar domestik, potensi Indonesia paling besar," katanya di Jakarta, Rabu (12/6).

Oleh karena itu, ia yakin Indonesia akan memiliki kesempatan untuk memimpin industri otomotif pada Masyarakat Ekonomi ASEAN, karena potensi pasar yang terbesar dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Untuk mewujudkannya, Suparno mengatakan, Indonesia perlu melalui beberapa tantangan, salah satunya adalah bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi yang efisien, memiliki kualitas produk yang baik dan ditunjang dengan infrastruktur yang memadai.

"Kalau tidak ada produk yang efisien, yang terjadi malah Indonesia akan dimasukkan produk dari negara lain. Apalagi halangan dalam perdagangan akan dihilangkan. Nah, jangan sampai kita hanya jadi penonton," kata Suparno.

Menurut Suparno, pemerintah perlu mengembangkan infrastruktur secepatnya, karena dengan demikian, akan terjadi pengembangan di bidang logistik, memperkecil ongkos dan menciptakan efisiensi dalam berbagai hal. "Justru kalau barang ini menjadi efisien dan produktif, terus terang ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain," kata Suparno.

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga perlu mempersiapkan tenaga kerja yang ahli dan produktif agar memiliki daya saing yang kuat dengan negara ASEAN lain.

Dalam hal ini, lanjutnya, pemerintah bisa berkontribusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah kejuruan di Indonesia, serta memberikan pelatihan tambahan kepada para ahli sesuai bidangnya masing-masing.

Toyota sendiri, lanjut Suparno, pada umumnya telah memiliki strategi dalam menghadapi MEA 2015, salah satunya adalah mengenal kebutuhan pasar domestik di setiap negara dan membangun pabrik di negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasarnya.

"Tentu kami sudah lihat mana yang pasarnya besar di sini ya kami produksi di sini. Kalau konsumsi domestiknya lebih besar di sini, ya lebih tepat membuatnya di sini, tentu lebih efisien," kata Suparno.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement