REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota untuk pertama kalinya memproduksi secara massal kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan penggerak atau yang disebut fuel cell vehicle (FCV). Toyota menamakan FCV massal pertama mereka "Mirai ", artinya "masa depan".
Teknologi fuel cell mencampur hidrogen dengan oksigen guna menghasilkan reaksi kimia berupa listrik untuk menggerakkan kendaraan. Hal ini adalah pembeda utama FCV dengan mesin konvensional yang menghasilkan tenaga penggerak dengan membakar bahan bakar.
Karena tidak ada pembakaran, maka tidak ada CO2 maupun SOC (substance of concern) yang dihasilkan dan tidak perlu knalpot. Emisi Mirai hanya air. Baru-baru ini Toyota Motor Corporation mengundang sejumlah wartawan Asia ke Tokyo Jepang untuk merasakan langsung berkendara dengan Mirai.
"Kami ingin membuat mobil yang membuka jalan bagi kehadiran energi hidrogen dalam kehidupan masyarakat hingga 100 tahun ke depan," kata Deputy Chief Engineer Toyota Motor Corporation Yoshikazu Tanaka.
Toyota menetapkan FCV yang mereka jual harus punya desain paling canggih sehingga langsung dikenali ketika dilirik. "Dan, harus sedan. Karena sedan itu sesuai dengan moto kami 'fun to drive', sedan nyaman dikendarai dibandingkan minivan dan SUV," katanya.
Dia mengakui merek lain seperti Hyundai telah memperkenalkan kendaraan fuel cell jenis SUV.
"Lebih gampang membuat fuel cell SUV, karena bodi lebih bongsor sehingga lebih mudah memasang bagian-bagian utama fuel cell, tapi tenaganya juga harus besar sehingga bukan yang paling ramah lingkungan. Kami memutuskan fuel cell pertama yang diproduksi massal harus sedan, karena lebih rumit dan lebih ramah lingkungan. Kalau kami bisa membuat fuel cell sedan, berarti bisa membuat fuel cell kendaraan jenis lainnya," jelas Tanaka