REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2014 memang tahun yang buruk dalam bisnis mobil premium di Indonesia. Tercatat banyak faktor yang menyebabkan penjualan mobil mewah melambat.
Salah satunya adalah keputusan pemerintah yang menaikkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM). Hal tersebut dibenarkan oleh beberapa pelaku bisnis mobil premium di Indonesia.
"Untuk tahun 2014 memang penuh tantangan. Seperti kenaikan pajak barang mewah. Ini menjadi pemicu kenaikan harga yang sangat signifikan," kata Arie Christoper, CEO PT Citra Langgeng Otomotif (Ferrari Jakarta) selaku distributor resmi mobil merek Ferrari di Indonesia seperti dikutip dari laporan Sportku, Sabtu (20/12).
Meski demikian, Arie menjelaskan kalau daya beli masyarakat di Indonesia untuk mobil-mobil premium tidak hilang sama sekali. "Daya beli atau potensial market itu masih ada, sebetulnya mereka hanya menunggu stabilitas perekonomian," sambung Arie.
Lebih lanjut untuk menyiasati hal tersebut pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi yang ada merupakan faktor eksternal. "Itu kan faktor eksternal kita sebagai pelaku bisnis. Jadi tidak ada yang kita siasati," bebernya.