REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Toyota Motor Corporation berencana meningkatkan ekspor produk otomotif dari Indonesia.
"Dalam beberapa tahun, Toyota akan meningkatkan ekspor, mendukung program pemerintah, dan mengurangi impor dari luar sehingga membuat nilai tambah di dalam negeri menjadi lebih tinggi," kata Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, di sela-sela kunjungannya ke Osaka, Jepang, Senin (20/1).
Rachmat mengatakan, selama ini jumlah investasi Toyota Motor Corporation sudah cukup besar di Indonesia, namun pemerintah menginginkan adanya peningkatan untuk mendorong kinerja ekspor nonmigas, meningkatkan produksi dan juga memperkuat struktur industri dalam negeri.
"Mereka ingin memberikan nilai tambah, dan mendorong industri lokal content. Kemudian meningkatkan ekspornya," ujar Rachmat.
Rencananya, selain adanya penambahan investasi untuk mendorong kinerja ekspor nonmigas tersebut, lanjut Rachmat, pihak Toyota Motor Corporation juga akan membantu membuka pasar-pasar baru untuk tujuan ekspor otomotif buatannya tersebut.
Namun, lanjut Rachmat, untuk meningkatkan ekspor produk otomotif tersebut masih memiliki beberapa "pekerjaan rumah", seperti peningkatan infrastruktur khususnya pelabuhan. "Untuk meningkatkan ekspor, mereka ingin pelabuhan yang ada di Indonesia bisa ditingkatkan lagi, karena pihak Toyota sendiri juga menginginkan adanya peningkatan," ujar Rachmat.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo), hingga Agustus 2014, total ekspor mobil utuh (completely built-up/CBU) mencapai 127.115 unit. Ekspor tertinggi terjadi pada Maret, yakni sebanyak 20.256 unit. Sedangkan posisi terendah ada pada Juli, yang hanya 12.667 unit.
Sebanyak 76,3 persen berasal dari ekspor Toyota, seperti Toyota Fortuner, Innova, Vios, Yaris, Rush, Avanza, Town/Lite Ace, dan Agya.