Senin 23 Feb 2015 18:57 WIB

Genjot Daya Saing Asosiasi Karoseri Minta BMDTP

Sekretaris Fraksi Partai Haura Saleh Husin
Sekretaris Fraksi Partai Haura Saleh Husin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) meminta fasilitas Bea Masuk Di Tanggung Pemerintah (BMDTP) untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri, mengingat 50 persen hingga 70 persen bahan baku dan komponennya masih impor.

"Industri karoseri ke depan dalam rangka persaingan global, kita belum bisa bersaing karena belum ada kebijakan yang bisa mendukung," kata Ketua Umum Askarindo Sommy Lumadjeng usai menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Senin.

Sommy mengatakan, dengan fasilitas BMDTP, daya saing industri karoseri dalam negeri akan meningkat, sehingga produktivitas juga akan meningkat, sehingga membuka potensi ekspor lebih besar.

Sekjen Askarindo T.Y Subagyo mengatakan, Indonesia belum mampu memproduksi engine chassis, yakni salah satu komponen karoseri dengan tingkat kandungan emisi euro 6, di mana komponen tersebut menjadi salah satu syarat produk tersebut bisa diekspor?.

"Di Indonesia belum ada industri engine chassis yang dipasarkan secara global, itu untuk domestik saja. Kalau tidak ada supply ya, yang tidak berdaya saing itu kita nggak bisa ekspor," kata Subagyo.

Menurutnya, ekspor produk karoseri saat ini masih di bawah 1 persen dari semua penjualan produk, sepertimobil tangki, mobil pick up dan mobil pemadam kebakaran.

"Karena jika ingin mengekspor, produsen harus terlebih dahulu mengimpor engine chassis dari negara lain karena chassis engine Indonesia tingkat emisinya masih euro 2," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Soerjono mengatakan, engine chassis terkena bea masuk yang cukup mahal, sama dengan Completely Built Up (CBU).

"Ini sangat mahal sekali. Kena bea masuk mahal, sama dengan CBU. Begitu masuk kena bea masuk, diekspor lagi kena biaya cukup mahal. Begitu sampai di sana belum tentu laku. Masih 40 persen bea masuknya. Itu yang jadi kesulitan mereka," kata Soerjono.

Soerjono menambahakan, Kemenperin akan berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait untuk mengembangkan kendaraan berbahan bakar dengan standar emisi euro 6, sehingga industri engine chassis dengan standar emisi euro 6 di Indonesia bisa berkembang.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement