REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah dealer mobil bekas di kota Denpasar, Bali sejak memasuki tahun 2015 sepi pembeli, karena lemahnya daya beli masyarakat sebagai akibat menurunya perekonomian masyarakat setempat.
"Menurunnya perekonomian Indonesia memang sangat berpengaruh terhadap penjualan mobil bekas. Akibat semua harga kebutuhan pokok naik, sehingga masyarakat sangat mempertimbangkan untuk membeli mobil," kata Nyoman Seniawan, pemilik dealer mobil bekas di jalan Ahmad Yani, Denpasar, Kamis (14/5).
Ia mengatakan, faktor lain yang menyebabkan turunnya jumlah penjualan mobil bekas adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), apalagi, sejumlah mobil bekas yang dipasarkan menggunakan BBM jenis premium.
"Mobil-mobil yang saya jual sebagian besar menggunakan bahan bakar premium, keadaan tersebut juga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat terhadap angkutan roda empat ini," kata dia.
Nyoman Seniawan menambahkan , turunnya jumlah penjualan mobil bekas sebenarnya dirasakan sejak akhir tahun 2014. Sejak itu, dalam sebulan omsetnya turun sekitar 50 persen lebih. Bahkan, hingga bulan Mei 2015, penjualannya menurun cukup drastis, terhitung sejak Januari lalu, hanya mampu menjual satu unit mobil saja.
"Dalam sebulan belum tentu ada yang membeli mobil, bahkan, yang melihatpun jarang sekali," kata dia.
Demikian pula Ketut Temaja (60) seorang pemilik dealer mobil bekas di jalan Pulau Natuna mengaku, menurunnya omset penjualan mobil bekas akibat masyarakat lebih banyak membeli mobil baru yang tergolong murah untuk menghemat biaya operasional dan BBM.
"Kalangan pembeli pemula atau yang baru pertama kali memiliki mobil lebih memilih membeli mobil baru tipe hemat BBM ketimbang membeli mobil bekas dengan alasan agar dapat berhemat dan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata dia.