REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Bulan lalu, produsen mobil asal Jerman Audi menciptakan bahan bakar diesel netral karbon. Bahan bakar ini terbuat dari air, karbon dioksida dan sumber energi terbarukan. Audi mengatakan pilot plant di Dresden ini akan menghasilkan sekitar 160 liter setiap harinya. Bahan bakar ini akan menadi sumber energi untuk mobil Audi8.
Rupanya, inovasi dari Audi belum berhenti disitu saja. Dilansir dari laman Sciencealert, saat ini, mereka mengumumkan telah mengembangkan jenis bahan bakar baru yang ramah lingkungan dan bebas bahan bakar sintesis. Audi menyebut bahan bakar ini sebagai 'e-benzin'. Bahan bakar yang diporduksi oleh Mitra Audi yaitu Global Biodenergies ini diproduksi dengan mengkonversi turunan dari glukosa yang terdapat pada jagung. Sumber ini merupakan sumber biomassa energi terbarukan yang masuk katagori gas isobutana.
Isobutana biasa digunakan dalam sistem pendingin dan aerosol. Gas isobutana juga salah satu bahan dari industri petrokimia. Sekitar 13 juta ton isobutana diesktrak setiap tahun dari minyak dan digunakan untuk memproduksi jenis bahan bakar serta plastik. Dalam hal ini, Global Biogenergies mengolah isobutana menjadi bahan bakar berkualitas tinggi non timbal.
"Langkah berikutnya dalam proses ini adalah mengkondisikan dan memurnikan sehingga isobutana bisa disimpan dalam kondisi cair dan di bawah tekanan," ujar Eric Mack, salah seorang anggota tim tersbeut,
Nantinya, isobutana ini akan dikirim di Jerman untuk dikonversi menjadi isooktana yang menghasilkan bahan bakar dengan angka oktan 100. Angka oktan yang semakin tinggi akan membuat mesin bisa bekerja lebih efisien. Tim mengatakan bahan isooktana juga bisa digunakan sebagai zat aditif untuk bahan bakar yang tidak mengandung timbal agar lebih efisien. Selama ini, untuk meningkatkan angka oktan, biasanya dalam produksi atau pengolahan bahan bakar ditambahkan zat yang mengandung timbal.
Tim mengklaim bahan bakar yang diciptakan ini lebih bersih karena tidak mengandung benzena dan atau belerang. Selanjutnya, tim peneliti masih akan mencari cara agar prototipe ini bisa diproduksi dalam skala yang besar. Tim juga masih akan memodifikasi proses manufaktur sehingga bisa membuat bahan bakar yang ramah lingkungan dari material lainnya.