REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sebuah mobil dapat menjadi identitas dari suatu bangsa. Itu bisa dilakukan dengan mengembangkan mobil nasional yang menggunakan komponen buatan dalam negeri.
Sayangnya, kriteria mobil nasional khususnya di Tanah Air, hingga kini masih belum jelas. "Mobnas kalau kita kadang naik kadang turun. Mobnas juga suatu ukuran yang memang agak ngambang apakah komponennya yang terbesar nasional atau mereknya yang nasional," kata JK saat membuka pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention and Exhibition, Tangerang, Kamis (20/8).
Menurut Kalla, kriteria sebuah mobil nasional pun perlu disesuaikan. Jika mobil nasional dengan merek Indonesia, seharusnya memiliki komponen dari nasional. Kendati demikian, dengan teknologi yang semakin cepat berkembang, industri nasional pun perlu belajar dari industri otomotif internasional.
"Kita sebagai industri tidak bisa mulai dari nol karena akan sulit cepat bersaing, tapi memang harus belajar dari internasional tapi tidak pula perlu diatur, harusnya diatur oleh masyarakat luas," kata dia.
Lebih lanjut, Kalla mengatakan industri mobil dapat membantu membuka lapangan kerja lantaran industri juga harus didukung oleh berbagai vendor dan industri lokal. Berkembangnya industri mobil juga membantu meningkatkan penghasilan suatu daerah. Kalla mencontohkan, daerah Banten dan DKI mendapatkan penghasilan daerah terbesarnya dari pajak kendaraan.
Seiring dengan perkembangan industri otomotif, JK juga mengingatkan agar produksi mobil seimbang dengan pembangunan infrastruktur. Tak hanya itu, pemerintah juga perlu menyediakan subsidi yang lebih tinggi jika jumlah kendaraan semakin meningkat.
"Jangan lupa, makin banyak penjualan mobil juga makin banyak subsidi tinggi untuk bahan bakar, jadi harus seimbang antara mobil sumber kemajuan tapi juga hal-hal tertentu itu beban pemerintah untuk menangani kemajuan itu sendiri," kata Kalla.