Jumat 02 Oct 2015 13:51 WIB
Skandal Emisi Volkswagen

Investigasi Skandal VW Butuh Waktu Berbulan-bulan

Volkswagen
Volkswagen

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Volkswagen mengutarakan perlu waktu berbulan-bulan sampai keluarnya hasil investigasi mengenai kecurangan pada uji emisi kendaraan sehingga membuat konsumen, pemegang saham dan karyawan menjadi tidak menentu.

Setelah pertemuan selama tujuh jam Rabu malam waktu setempat, dewan pengawas perusahaan otomotif Jerman itu mengatakan akan butuh paling tidak beberapa bulan guna menuntaskan penyelidikan, termasuk investigasi eksternal oleh firma hukum AS Jones Day.

Akibatnya, VW mesti membatalkan rapat umum pemegang saham pada 9 November yang sudah dikabarkan seminggu sebelumnya, demi membahas krisis akibat skandal emisi ini.

Produsen otomotif terbesar Eropa itu mengakui telah mengakali uji emisi diesel di AS, sedangkan Menteri Transportasi Jerman menyatakan VW juga melakukan hal serupa di Eropa di mana 40 persen pasar VW berada.

VW ditekan untuk bertindak cepat dalam menangani skandal yang sudah menggerus sepertiga nilai saham perusahaan, mementalkan seorang eksekutif puncaknya dan memicu gelombang krisis baik terhadap industri otomotif dunia maupun kemapanan ekonomi Jerman.

Dua sumber pada dewan pengawas berkata kepada Reuters bahwa VW tengah mencari cara untuk memangkas beban dan menggenjot pos tunai sebagai antisipasi dikenai denda.

Salah satu sumber menyebutkan VW kemungkinan akan menjual saham untuk menggalang dana tunai jika beban perusahaan telah melebihi level kritis

VW juga mengonfirmasi Reuters bahwa Frank Witter yang saat ini menjadi bos bisnis layanan keuangan VW akan menjadi kepala keuangan VW menggantikan Hans Dieter Poetsch yang menjadi ketua dewan pengawas VW.

Sementara itu jaksa Jerman mengklarifikasi kabar bahwa mantan CEO Volkswagen Martin Winterkorn yang mundur pekan lalu tidak berada di bawah penyelidikan resmi.

Namun Volkswagen terus menjadi sorotan di AS di mana Michael Horn, presiden dan kepala eksekutif wilayah Amerika, akan rapat dengar pendapat dengan Kongres mengenai skandal itu pada 8 Oktober, demikian Reuters.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement