REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Volkswagen hari ini mengungkapkan delapan juta dari sebelas mobil dieselnya yang kedapatan dipasangi software mengakali uji emisi, ternyata dijual di Uni Eropa (UE).
Dari juta mobil di 28 negara Uni Eropa itu, sekitar 2,8 juta di antaranya di Jerman, 1,1 juta di Inggris, hampir satu juta di Prancis dan 650 ribu di Italia.
Dalam soal brand, Volkswagen adalah yang paling dirugikan dengan lima juta unit kendaraan terkena. Namun kendaraan lain dalam VW Group juga dipasangi software penipu sama, antara lain Audi, Seat dan Skoda.
Juru bicara VW memastikan jumlah ini kepada AFP, setelah VW mengirim surat kepada DPR di mana mereka meminta maaf atas "pelanggaran sekelompok kecil orang" di dalam perusahaan, lapor harian bisnis Handelsblatt.
Volkswagen, yang tahun ini menjadi produsen mobil terbesar dunia dalam soal pemasaran, mengakui telah memasangi mobil-mobilnya dengan perangkat yang bisa mendeteksi kendaraan sedang menjalani uji emisi sehingga bisa memindahkan mode mesin ke mode (keadaan) emisi rendah.
Sotfware ini lantas mematikan mode ini ketika mobil kembali ke jalan raya sehingga mobil bisa melaju dengan emisi lebih tinggi dari pada yang diperbolehkan ketentuan.
Skandal penipuan global ini menggerus sekitar 40 persen kapitalisasi pasar Volkswagen dan memaksa kepala eksekutif Martin Winterkorn mengundurkan diri.
Penggantinya, mantan bos Porsche, Matthias Mueller, hari ini waktu setempat akan menjelaskan kepada seluruh VW mengenai krisis terburuk dalam sejarah VW itu di tengah ancaman dikenai denda miliaran dolar AS dan hujan tuntutan.
VW telah bersumpah untuk menggali akar masalah skandal ini melalui penyelidikan internal oleh sebuah tim yang berisikan para pengacara AS.
Rabu esok VW akan menjabarkan peta jalan kepada pihak berwenang Jerman mengenai bagaimana perusahaan ini menjadikan mobil-mobilnya memenuhi ketentuan hukum mengenai emisi.