REPUBLIKA.CO.ID,AS -- Environmental Protection Agency (EPA) melakukan investigasi software pengendali emisi Volkswagen. Software itu menjadi skandal di seluruh dunia karena digunakan untuk menipu uji emisi.
Dilansir dari Mashable.com, pada Sabtu (17/10), software pengendali emisi itu rencananya akan digunakan dalam EA 189 2.0 liter bermesin diesel, untuk model tahun 2016.
Software itu merupakan teknologi yang sama untuk mencurangi uji emisi, yang telah mempengaruhi 11 juta mobil di seluruh dunia. "Kami sedang menyelidiki sifat dan tujuan perangkat tambahan itu," kata seorang perwakilan EPA.
EPA menemukan perangkat lunak sekunder dalam aplikasi yang diajukan oleh VW, dengan izin untuk menjual mobil bertenaga diesel di AS dalam model tahun 2016.
Meski VW telah menarik aplikasi tersebut, penyelidikan akan terus dilanjutkan.
Saat ini EPA belum memastikan software itu digunakan kepada model lama, sumber lain mengungkapkan program tersebut telah digunakan mesin EA 189 sejak tahun 2009.
Perangkat lunak ini dikatakan telah digunakan selama periode pemanasan mesin.Meski masih belum jelas apakah software tersebut juga digunakan untuk menipu emisi, VW jelas tidak mengungkapkan secara jelas tentang perangkat lunak sekunder itu kepada EPA.
Jika terbukti Volkswagen Group menggunakan software untuk mencurangi uji emisi, hal itu akan menjadi pukulan berat bagi produsen mobil yang selama ini sudah babak belur.
Tidak hanya menghadapi tuntutan hukum dari West Virginia dan Texas, hal itu juga akan dihantam dengan lebih dari 250 class action gugatan hukum.
Meski belum ada penarikan di Amerika Serikat, pejabat Jerman mendesak VW untuk menarik 2,4 juta model diesel yang sudah terkontaminasi software itu. Penarikan itu sendiri akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Jerman.