REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunnya nilai tukar rupiah juga berimbas ke salah satu produsen mobil asal Jepang, Mazda.
Presiden Direcor PT Mazda Motor Indonesia, Keizo Okue mengatakan penjualan Mazda berkurang sekitar 15 persen dibanding tahun lalu.
"Target penjualan kita tahun ini 10.000 unit," terang Keizo Okue, belum lama ini dalam ajang Jakarta Auto Show (JAS) 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan.
Meski demikian Keizo mengatakan menurunnya nilai tukar rupiah juga pasti berimbas ke pada produsen mobil lain. Namun, kata Keizo, meski penjualan mobil rakitan asal Jepang ini menurun cukup signifikan, namun penjualan Mazda hingga saat ini masih sesuai target.
Keizo berharap kodisi ekonomi serta nilai tukar rupiah akan terus membaik. Katanya, buruknya kondisi ekonomi membuat pasar otomotif sulit terbaca.
"Target kami tahun depan adalan memperbaiki kuantitas penjualan kami," katanya.
Sementara, keikutsertaan Mazda dalam ajang JAS, kata Keizo juga memberikan pengaruh yang tidak besar. Katanya, fokus Mazda dalam ajang ini adalah memperkenalkan brand serta bagaimana Mazda melayani pelanggan mereka.
Terkait pelayanan tersebut, Mazda baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari J.D Power Asia Pacific Costumer Service Index (CSI) atas performa mereka dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Dalam ajang ini Mazda mendapat skor tertinggi yakni 761 poin dari skala 1000 poin.
Ajang tersebut menilai tingkat kepuasan para pemilik kendaraan baru melalui proses layanan purna jual yang mereka peroleh. Penelitian ini menilai kinerja dealer pda aspek utama yakni kualitas serta inisiatif dalam pelayanan, fasilitas, layanan pengambilan kendaraan dan purna jual.