Rabu 27 Jan 2016 18:13 WIB

Frost & Sullivan Prediksi Penjualan Mobil Turun 4,3 Persen Tahun Ini

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penjualan mobil (ilustrasi).
Foto: www.hypermiler.co.uk
Penjualan mobil (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Konsultan yang menyediakan pasar penelitian dan analisis, Frost & Sullivan memperkirakan total penjualan mobil di Indonesia menurun sebanyak 4,3 persen atau 969.100 unit pada 2016. Prediksi tersebut diambil karena kondisi ekonomi yang kian melemah.

Wakil presiden Automotive dan Transportation Practice, Asia Pasifik  di Sullivan, Vivek Vaidya mengungkapkan, penyebab penurunan terjadi karena adanya penekanan dalam pasar komoditas. Selain itu harga-harga yang melemah dan menurunnya nilai tukar dari mata uang rupiah cenderung menjadi faktor utama yang menurunkan penjualan.

Ia mengatakan kenaikan suku bunga oleh Fed Amerika Serikat dan adanya gejolak perekonomian di Cina akan semakin melemahkan mata uang rupiah, membuat impor kedua bagian, komponen dan harga dari kendaraan Completely Built Up Unit (CBU) menjadi lebih mahal. "Hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap harga dari berbagai tipe kendaraan. Impor CBU, terutama mobil mewah cenderung menjadi lebih mahal. Mobil LCGC (Low Cost Green Car) akan paling terkena dampaknya karena tingginya tingkat lokalisasi," ujarnya.

Berdasarkan data dari asosiasi kendaraan bermotor di Indonesia, Gaikindo, total penjualan mobil pada 2015 mencapai 1.013.000 unit. Pemegang pasar terbesar yakni PT TAM, diikuti dengan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan PT Honda Prospect Motor.

Viviek mengatakan pada 2015 total volume industri di Indonesia menurun sebanyak 16 persen dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan adanya ketidakstabilan ekonomi dan rendahnya kepercayaan konsumen yang lebih besar dihasilkan dari upaya kebijakan stimulasi pemerintah serta kebijakan moneter yang semakin mengendur.

Ia melanjutkan, peningkatan ekonomi sebesar 4,7 persen merupakan yang terendah dalam satu dekade. "Ini tidak cukup untuk mempertahankan momentum yang diperlukan oleh sektor otomotif guna tumbuh dan berkembang," kata dia.

Perlambatan ekonomi dan penurunan permintaan di negara tujuan ekspor utama seperti Cina juga memberikan kontribusi terhadap perubahan pasar. Meskipun penjualan kendaraan menurun, Indonesia masih mempertahankan posisinya sebagai pasar otomotif terbesar di ASEAN.

baca juga:

Bos Ford Gabung IBM Kembangkan Industri Otomotif Masa Depan

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement