REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perusahaan mobil asal Prancis, Peugoet, bakal membayar kompensasi kepada Iran sesuai kontrak baru yang telah ditandatangani bulan lalu. Kompensasi ini timbul atas penarikan mobil secara tiba-tiba di negara Iran, ketika Iran mendapat sanksi internasional terkait prgram nuklir Iran di tahun 2012.
Awal Januari 2016, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyatakan bahwa Teheran telah memenuhi semua kewajiban mengenai kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia, sebagian besar adalah negara anggota PBB, Uni Eropa dan AS. Di bulan Januari juga, PSA Peugeot Citroen dan produsen mobil terbesar Iran, Iran-Khodro Company (IKCO) menandatangani perjanjian usaha patungan untuk memproduksi kendaraan generasi terbaru di Iran.
"Kompensasi Peugeot untuk Iran telah dimasukkan dalam kontrak baru, namun isi kontrak tetap rahasia," kata Menteri Iran Perindustrian dan Perdagangan, Mohammad Reza Nematzadeh dilansir Reuters, Sabtu (6/2).
Pihak Peugeot enggan membeberkan rincian dari kesepakatan tersebut. Namun juru bicara Peugeot mengatakan bahwa kesepakatan yang ditandatangani dengan Iran adalah satu hal yang baik dan seimbang.
Berdasarkan perjanjian antara Peugeot dan IKCO, Peugeot akan menginvestasikan uangnya hingga 400 juta euro selama lima tahun ke depan dalam manufaktur mobil di Iran. Investasi ini akan memberikan kontribusi untuk memfasilitasi pengembangan basis manufaktur yang kompetitif untuk memproduksi, meluncurkan dan memasarkan Peugeot 208, 2008 dan 301 model, dilengkapi dengan mesin generasi terbaru. Sejauh ini empat juta mobil Peugeot telah merasakan jalan-jalan di Iran.