REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Raksasa otomotif AS, Ford Motor Co berencana untuk memangkas jumlah karyawannya di Eropa dan tidak memproduksi lagi beberapa model kendaraannya yang dinilai kurang menguntungkan. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk efisiensi untuk mempertahankan keuntungan yang didapatnya di benua biru tersebut.
Tawaran PHK massal itu ditujukan kepada 10.300 karyawannya di Eropa yang jumlahnya dinilai terlampau banyak, termasuk mereka yang pensiun dini. Jumlah mereka diperkirakan mencapai ratusan orang. Apabila recana tersebut berjalan lancar, Ford Eropa akan melakukan penghematan hingga 200 juta dolar AS pertahunnya.
Pabrik mobil yang bermarkas di Dearborn Michigan, AS ini berhasil mendapatkan pemasukan 19 persen dari penjualannya di Eropa sebesar 259 juta dolar AS tahun lalu sebelum dipotong pajak. Namun, pada tahun 2012 dan 2014, Ford mengalami kerugian hingga lebih dari 3 miliar dolar AS.
Ford juga ingin meningkatkan penjualan kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV) yang dinilai memberikan kontribusi besar bagi keuntungan perusahaan. "Kami harus memperbaiki keadaan dahulu sebelum kita mengembangkan beragam bisnis di masa depan," kata Jim Farley, pimpinan Ford Eropa.
Saat ini Ford sedang menjalani program restrukturisasi. Termasuk upaya menutup tiga pabriknya di Genk Belgia, Dagenham Inggris tahun 2014 dan pabrik mobil van di Southampton Inggris, selain memberhentikan ribuan karyawannya.
Upaya itu membuat Ford Eropa lebih stabil dan mampu memaksimalkan fasilitas yang ada hingga 90 persen. Beberapa pabrik di Spanyol dan Valencia juga telah beroperasi dalam tiga bagian, meski kinerja pabrik di Romania masih belum memuaskan."Kami ingin memperoleh keuntungan yang berkelanjutan di saat yang baik mupun buruk," kata Farley.