REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Sistem transmisi elektronik yang terpasang pada produk SUV Fiat Chrysler terbaru ternyata menuai masalah. Sistem ini dianggap membingungkan pengemudi hingga menimbulkan kecelakaan ketika kendaraan sedang melaju.
Menurut hasil penyelidikan lembaga keselamatan jalan raya AS (NHTSA), jumlah kendaraan yang terlibat musibah itu meningkat berlipat ganda hingga 121 kasus kecelakaan, 30 orang terluka dan laporan keluhan pelanggan sebanyak 314 kasus. Sejauh ini belum ada upaya melakukan penarikan kendaraan oleh pihak pabrik.
Dalam dokumennya NHTSA menyebutkan sistem transmisi itu berpeluang besar membuat pengemudi melakukan kesalahan dalam memindahkan posisi tuas transmisi. Pihak pabrik masih melakukan pemeriksaan dan kemungkinan akan dilakukan penarikan produk dari pasar.
Jake Fisher, Direktur Uji Kendaraan lembaga konsumen AS memperkirakan masih akan muncul masalah lain sejalan dengan penyelidikan yang dilakukan pihak pabrik. "Saya kira produsen harus bertanggung jawab soal teknologi baru ini," katanya.
Dari penyelidikan diketahui saat tuas transmisi dipindah ke depan atau belakang, shifter tidak bergerak seperti umumnya kendaraan transmisi otomatis lainnya. Selain itu untuk memindahkan tuas tranmisi dari posisi drive ke park, pengemudi harus mendorong tuas ke depan hingga tiga kali.
Penyelidikan juga menemukan bukti menyalanya lampu peringatan ketika pintu dibuka, padahal kendaraan sedang tidak diparkir. Tombol starter kendaraan juga menjadi masalah lantaran tidak mampu mematikan mesin sehingga beresiko membuat kendaraan tetap berjalan ketika ditinggal pengemudinya.
Penyelidikan yang dilakukan pemerintah meliputi 856 ribu kendaraan termasuk SUV Jeep Grand Cherooke produksi tahun 2014 dan 2015, Dodge Charger produksi tahun 2012 hingga 2014 dan sedan Chrysler 300 yang berkapasitas mesin 3,6 liter.