REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat otomotif Dewa Yuniardi menilai bisnis kendaraan niaga di tahun 2016 mengalami penurunan lantaran kondisi peeekonomian yang masih melemah.
"Kebanyakan kendaraan niaga seperti truk kan digunakan untuk bisnis berat seperti pertambangan atau infrastruktur, karena saat ini ekonomi masih melemah sehingga menuruf prediksi saya mungkin kurang menggembirakan," ujar Dewa kepada Republika, belum lama ini.
Namun, sambung Dewa, pasar kendaraan niaga masih akan terus berkembang di industri pasar menegah dan ke bawah. Karena, meskipun perekonomian melemah bisnis distribusi makanan atau sembako, masih akan terus berkembang memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Untuk kendaraannya, kemungkinan yang masih menguasai pasar adalah truk Inno atau Mitsubishi," ucapnya.
Pengamat otomotif lainnya, Suhari Sargo mengatakan hal yang sama, menurutnya bisnis kendaraan niaga sangat bergantung kepada aktivitas ekonomi. Terlebih melihat kondisi truk yang rawan kecelakaan tentunya akan merugikan banyak pihak terutama perusahaan yang menggunakan jasa tersebut.
"Sekarang banyak yang lebih memilih menggunakan kereta api," ujarnya.
Meski dinilai melemah, PT PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku diler resmi kendaraan Mitsubishi di Indonesia berhasil membukukan angka penjualan yang positif pada tahun 2015 lalu.
Mitsubishi Fuso berhasil menguasai 47 persen pasar kendaraan niaga di tengah persaingan yang semakin agresif. Di kelas light duty truck (LDT), si Kepala Kuning Colt Diesel menguasai 54,8 persen. Di kelas medium duty truck (MDT), Fuso menguasai 23,8 persen pangsa pasar. Selain itu, PT KTB juga merilis dua andalan terbarunya, Mitsubishi Fuso Tractor Head FZ4928 dan FZ4028.
baca juga: Tesla Model 3 Siap Diperkenalkan Akhir Maret