REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, salah satu perusahaan ban di Indonesia yakni PT Gajah Tunggal Tbk siap mengoperasikan fasilitas proving ground pada Mei 2016. Proving ground ini dibangun untuk menguji ban hasil produksi perusahaan tersebut, sehingga kualitasnya tetap terjaga.
"Investasinya cukup besar yakni sekitar 100 juta dolar AS, dan ini membuktikan komitmen mereka terutama dalam rangka mendorong ekspor," ujar Harjanto di Jakarta, Selasa (29/3).
Harjanto menjelaskan, selama ini sebagian besar produk ban Gajah Tunggal diekspor ke Amerika Serikat. Secara umum, industri ban di Indonesia memang orientasinya 60 persen ekspor dan 30 persen untuk lokal. Sejauh ini, volume ekspor ban Indonesia ke Amerika Serikat, Jepang, Asia, Australia, dan Eropa cukup tinggi yakni sekitar 2 miliar dolar AS per tahun.
Menurut Harjanto, dengan tingginya volume ekspor tersebut menunjukkan bahwa pabrik ban di dalam negeri sudah bisa menembus pasar internasional. Pekerjaan rumah yang tersisa untuk industri ban di Indonesia yakni meningkatkan kepercayaan konsumen dari segi kualitas, sehingga produknya tetap memiliki daya saing.
Harjanto mengatakan, sekarang pasar ban di Amerika Serikat lumayan bagus, karena negara tersebut menerapkan bea masuk anti dumping untuk ban dari Cina. Dengan demikian, hal ini bisa menjadi peluang bagi produsen ban di Indonesia untuk mengisi pasar di negeri Paman Sam tersebut.
"Ini peluang bagi industri ban di dalam negeri, sebab kita tidak melakukan praktek seperti itu," kata Harjanto.