REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Orang nomor satu Suzuki Motor Corp, Osamu Suzuki, mengundurkan diri dari jabatan sebagai CEO, sementara pabrikan Jepang itu menjanjikan pengurangan gaji serta bonus tahunan sebagai dampak kesalahan besar dalam uji konsumsi bahan bakar.
Menyusul langkah Suzuki, Wakil Presiden Eksekutif Osamu Honda yang juga menjabat sebagai Chief Technical Officer akan memasuki masa pensiun, sebagai orang yang bertanggung jawab atas tim penilitian dan pengembangan yang berada di kubangan skandal tersebut.
Pihak perusahaan menyatakan kedua perubahan tersebut akan mulai efektif berlaku pada 29 Juni 2016, menanti keputusan dari rapat umum pemegang saham tahunan, sembari di kesempatan yang sama dewan direksi perusahaan akan memilih CEO baru yang berasal dari mereka sendiri.
Pabrikan yang menempati urutan keempat penjualan tersebut pada Mei lalu mengakui menggunakan metode yang salah untuk menghitung konsumsi bahan bakar tahun 2010, memperbesar skandal uji konsumsi bahan bakar yang sudah lebih dulu menghantam Mitsubishi Motors Corp.
Peristiwa itu diikuti skandal akuntansi di Olympus Corp dan Toshiba Corp, yang memicu kritik di kalangan investor bahwa pendekatan baru pemerintah Jepang memperkenalkan aturan tata kelola perusahaan justru gagal meruntuhkan budaya perusahaan yang cenderung rahasia dan lestari.
Suzuki telah memimpin perusahaan tersebut selama hampir empat dasawarsa dan mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir kesulitan memantau seluruh operasi perusahaan sendirian.
"Berkaca dari itu, saya percaya hal itu pula yang mendorong terjadinya peristiwa ini," kata Suzuki kepada wartawan waktu setempat.
Suzuki (86) akan tetap menjadi pimpinan perusahaan namun lingkup wewenangnya dibatasi sebagai pertanggung jawaban atas kesalahan pengujian yang sempat dibantah perusahaan.
Perusahaan menggunakan fasilitas pengujian dalam ruangan untuk suku cadang individual mobil mereka ketimbang di lintasan pengujian luar ruangan sembari mengatakan bahwa lokasi pengujian mereka berada di bebukitan berangin tepi laut yang bisa menyebabkan kesulitan pembacaan data.
Skandal uji konsumsi bahan bakar Suzuki dan Mitsubishi terjadi setelah temuan skandal uji emisi diesel Volkswagen di Amerika Serikat tahun lalu, demikian Reuters.