Selasa 23 Aug 2016 08:37 WIB

Marak LCGC, Akankah Bisnis Mobil Bekas Tergerus?

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Winda Destiana Putri
Penjualan Mobi Bekas. Pegawai mengelap mobil yang dipajang salah satu showroom di pusat penjualan mobil bekas Mangga Dua, Jakarta, Rabu (2/7).(Republika/ Wihdan).
Foto: Republika/ Wihdan
Penjualan Mobi Bekas. Pegawai mengelap mobil yang dipajang salah satu showroom di pusat penjualan mobil bekas Mangga Dua, Jakarta, Rabu (2/7).(Republika/ Wihdan).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG - Berbagai mobil terbaik dengan harga jual murah menjadi incaran pecinta otomotif di Indonesia. Terlebih saat ini, semakin banyak mobil murah ramah lingkungan, atau sering disebut sebagai low cost green car (LCGC) dengan harga jual mulai Rp 80 juta sampai Rp 100 juta.

Menurut data wholesales dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada bulan April 2016 sebanyak 13.595 unit LCGC terjual dan mengalami kenaikan sekitar 6,2 persen dari bulan sebelumnya yang meraih 13.141 unit. Selama empat bulan awal di tahun 2016 mobil LCGC yang sudah terjual tembus 55.260 unit atau naik 2,7 persen ketimbang periode sama tahun lalu yang meraih 53.725 unit. Dengan semakin banyaknya pilihan mobil murah, apakah bisnis mobil bekas akan tergerus?

Head of Marketing and Public Relation Carmudi, Chandra Sidik, mengungkapkan saat ini mobil bekas masih diminati oleh masyarakat. Mobil bekas masih menjadi pilihan konsumen yang ingin memiliki mobil dengan anggaran yang minim. Kendaraan serbaguna seperti Avanza atau Xenia masih mendominasi penjualan mobil bekas.

"Bagi mereka yang entry level biasanya membeli mobil bekas dulu, tidak semua orang bisa langsung membeli mobil baru, sehingga mobil bekas masih diminati,” ungkap Chanda di sela-sela pameran GIIAS 2016, ICE BSD Tangerang belum lama ini.

Chandra menjelaskan, penjualan mobil bekas terutama jenis multi purpose vehicle (MPV) tetap menjadi potensi bisnis yang menjanjikan. Di wilayah Jawa tengah seperti Semarang, diler kendaraan bekas mampu menjual hingga 100 unit dalam waktu kurang dari satu bulan. 

"Kalau persentasi penjualan mobil bekas, kami belum bisa deteksi. Karena memang belum ada data resmi dari lembaga terkait, tapi secara garis besarnya bisa dibilang sampai angka 70 persen dan saat ini mobil bekas paling diminati itu model MPV seperti Toyota Avanza dan Honda Mobilio," jelasnya.

Chandra mengaku mempunyai trik khusus tersendiri untuk memasarkan mobil bekas untuk bisa bersaing dengan mobil murah melalui portal jual beli kendaraan Carmudi.com. Menurutnya, hal tersebut adalah tantangan di diler mobil bekas yang memang berjualan secara konvensional.

"Dari marketingnya mereka sangat minim, sehingga kami ingin membantu mereka memberikan layanan seperti promosinya," jelasnya.

Carmudi Indonesia sebagai online marketplace menawarkan platform jual beli kendaraan melakukan inovasi lewat layanannya, salah satunya adanya fasilitas yang menghubungkan antara penjual dan pembeli untuk berhubungan langsung. Gabungan strategi penjualan secara off line maupun online dilakukan dengan membuka bursa jual beli kendaraan seperti Carmudi sentra otomotif (Carsentro).

"Strategi pemasaran terpadu ini mampu meningkatkan penjualan kendaraan bekas," kata dia.

Ia pun memberi contoh seperti di Semarang, pihaknya membuka layanan penjualan dengan memanfaatkan lahan parkir kendaraan yang ada. Di lahan seluas 2 ribu meterpersegi, sejumlah diler mobil bekas dapat dengan leluasa memajang produk yang dijualnya. Dengan strategi tersebut, konsumen dapat melihat atau memilih langsung kendaraan yang diminatinya.

Carmudi juga menyediakan asuransi yang bekerja sama dengan Adira Insurance, untuk memberikan garansi selama 30 hari mulai dari mesin hingga penggerak roda. Selain itu, bagi calon yang tidak paham mengenai mesin, Carmudi juga menyediakan mekanik profesional yang siap mengecek mobil yang akan dibeli. Nantinya mekanik tersebut akan memberikan informasi terkait kelayakan atau kondisi mobil tersebut.

"Kami juga bekerja sama dengan BCA Finance, sehingga konsumen juga bisa membeli mobil dengan kredit," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement