Jumat 02 Sep 2016 16:36 WIB

TAM Mulai Jajaki Pasar Toyota Sienta Hibrid

Toyota Sienta.
Foto: Republika/Winda Destiana
Toyota Sienta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen tunggal pemegang merek, menjajaki kemungkinan memasarkan kendaraan serbaguna (MPV) Toyota Sienta berteknologi hibrid di Indonesia.

"Peluang Sienta hibrid cukup baik, tapi harganya cukup mahal," kata Wakil Presdir TAM Henry Tanoto usai mengunjungi pabrik Sienta yang dikelola Toyota Motors East Japan (TMEJ) di Sendai, Jepang, Kamis (1/9).

Ia mengatakan mobil dengan teknologi hibrid yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar belum cukup populer di Indonesia. Selain itu perbedaan harganya sangat jauh dibandingkan mobil sejenis dengan teknologi biasa yang hanya mengandalkan mesin bensin (gasoline).

Mobil hibrid (HV) merupakan kendaraan yang digerakan oleh mesin bensin dan motor listrik sehingga mampu menghasilkan tenaga lebih besar namun lebih hemat bahan bakar, dengan emisi gas buang (CO2) lebih rendah.

"Di negara yang penjualan mobil hibridnya besar, seperti Jepang dan Amerika Serikat, harga mobil tersebut tidak jauh berbeda dengan harga mobil biasa," kata Henry.

Hal itu bisa terjadi, lanjut dia, karena pemerintah di negara-negara tersebut memberi insentif baik berupa pajak atau mekanisme lain untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan (green car) dengan emisi gas buang yang rendah. Sementara di Indonesia, keberpihakan terhadap kendaraan dengan emisi gas buang rendah belum ada, sehingga harga mobil hibrid jauh lebih mahal.

"Kalau perbedaan harga mobil hibrid dengan yang biasa di atas Rp100 juta, konsumen mungkin masih berhitung, apakah keuntungan dari ramah lingkungan dan kehematan bahan bakar yang ditawarkan mobil hibrid sebanding dengan harga mobil biasa yang jauh lebih rendah," ujar Henry.

Oleh karena itu, pihaknya sangat hati-hati dan akan mempelajari pasar Sienta di Indonesia, sebelum memasarkan versi hibrid yang banyak diminati pelanggan otomotif Jepang. Sejak Juli 2016 Toyota Sienta yang dipasarkan di Indonesia telah diproduksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan spesifikasi mobil biasa yang mengusung mesin bensin 1.500 cc, tanpa teknologi hibrid.

"Mobil hibrid termasuk yang paling mudah diterapkan untuk mengembangkan kendaraan dengan emisi gas buang rendah, karena tidak perlu infrastruktur baru seperti SPBU untuk hidrogen, gas, maupun listrik," ujar Eksekutif GM Area TAM Anton Jimmi menambahkan.

Saat ini, kata dia, TAM telah memasarkan mobil hibrid untuk model sedan Toyota Camry dan MPV kelas atas Toyota Alphard. Bila pasar domestik mobil hibrid besar, tidak tertutup kemungkinan Toyota menjadi basis produksi mobil yang rendah emisi CO2nya itu.

Pemesanan (SPK) Toyota Sienta sendiri di Indonesia sejak diperkenalkan pertama kali pada 7 April 2016 sampai 20 Agustus 2016 telah mencapai lebih dari 6.100 unit. Sementara di Jepang, penjualan Sienta menembus angka 7.000 sampai 10 ribu unit per bulan. Dari jumlah tersebut sekitar 50 persen merupakan Sienta hibrid.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement