REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Impian dunia ingin menciptakan bus tanpa pengemudi mungkin boleh saja. Namun sayang, teknologi tersebut ternyata berbuntut sebuah kecelakaan.
Laman Popularscience Senin (26/9) mengabarkan, bus 'auto-pilot' ternyata tidak selamanya membantu meringankan kerja manusia. Keberadaannya justru menjadi petaka. Robot ternyata bisa menjadi sebuah mesin yang buruk untuk menggantikan tugas pengemudi.
Sebuah bus percobaan bernama PostBus sudah dirilis oleh Swiss beberapa waktu lalu. PostBus tidak memiliki pengemudi. Bus bisa berjalan dengan bantuan sensor sehingga mampu berjalan, membelok, hingga berhenti dengan bantuan sensor. Namun ternyata PostBus kehilangan 'penglihatan' atau dengan kata lain sensornya tidak berfungsi. Alhasil, PostBus menabrak sebuah mobil van yang terparkir di taman, Sion, Swiss. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Ternyata ini bukan pertama kali bagi kendaraan otomatis tanpa pengemudi yang mengalami kecelakaan. Februari lalu mobil driveless Google juga mengalami tabrakan. Mobil kehilangan arah sehingga keluar jalur. Ketika ada sebuah bus datang dari arah berlawanan, driverless car Google tak bisa mendeteksi. Tabrakan tak bisa terhindarkan.
Perusahaan mobil sport Tesla Motors juga pernah mengembangkan mobil autopilot. Namun mobil buatan Tesla tersebut mengalami tabrakan, dan menewaskan si pemiliknya. Kasus kecelakaan tersebut juga ditangani Federal Investigation United States. Kecelakaan terjadi akibat sensor mobil tidak bisa mendeteksi keberadaan sebuah truk. Tabrakan terjadi dan menewaskan pemilik kendaraan tersebut.